November 19, 2023

Bidar Perahu Perang Dari Palembang

 Bidar Palembang Menjaga Ingatan Sejarah Sriwijaya

Lomba Bidar di Sungai Musi Palembang - dok Gatra

Waktu terbaik untuk berkunjung ke Kota Palembang adalah sekitar minggu ke dua di bulan Agustus.Karena saat itu di kota Palembang mengadakan lomba Bidar. Dan sampai sekarang belum ada, event budaya yang menandingi ramainya penonton lomba Bidar  17an di Sungai Musi.

Legenda Lomba Bidar Palembang

 Menurut legenda yang diceritakan turun-temurun. Lomba Bidar bermula dari kisah cinta segi tiga. Antara dua pemuda  bernama Dewa Jaya dan Kemala Negara dengan seorang gadis bernama Dayang Merindu.

Setelah  seri dalam pertandingan silat, kedua pemuda  sepakat untuk melanjutkan kompetisi perebutan Dayang Merindu dengan lomba Bidar. Yang menang berhak menikahi  Dayang Merindu. Singkat cerita, karena kelelahan mengayuh Bidar. kedua pemuda yang tengah dimabuk cinta  itu akhirnya meninggal.

Dari sisi sejarah ada keyakinan bahwa  balap perahu serupa Bidar sudah diadakan sejak zaman Sriwijaya. Hal ini dasarkan topografi Palembang yang didominasi rawa dan sungai yang mendukung pemanfaatan perahu sebagai alat transportasi. Argumen diperkuat  temuan arkeologi berupa perahu lesung dan prasasti yang berkaitan dengan perahu.

Salah satunya adalah prasasti Kedukan Bukit bertanggal 17 Juli 683 masehi. Isi prasati mengabarkan Baginda Dapunta Hyang berlayar dengan perahu ke kawasan wanua baru di tepian Sungai Musi. Pemukiman tepi sungai yang kemudian berkembang menjadi Palembang. Ibu kota Sriwijaya Kerajaan Maritim terkuat di nusantara.

 Dokumentasi  tertulis dan foto penyelengaraan lomba bidar  di Sungai Musi baru ada  pada  masa kolonial Belanda (1825-1945 ). Pada zaman keresidenan Palembang lomba Bidar jadi annual event untuk merayakan ulang tahun Ratu Wilhelmina. Setelah Indonesia merdeka lomba Bidar tetap diselengarakan pada bulan Agustus. Karena kebetulan Republik Indonesia juga lahir di bulan Agustus.

 Sebelum lanjut ngobrolin lomba bidar, gimana kalau  kita kulik sedikit mengenai pembuatan perahu Bidar . Meski Lomba Bidar  identik dengan  Kota Palembang,tapi olahraga tradisional ini sebenarnya milik seluruh Sumatera Selatan (Sumsel).

Tak heran dulu galangan perahu Bidar  tersebar di seluruh Sumsel.Terutama wilayah yang dilintasi sungai-sungai besar dan dekat kawasan hutan penyedia  bahan baku kayu. Ngomong-ngomong soal kayu sebagai bahan baku pembuatan Bidar. Kiranya ada perbedaan antara Bidar Kayu dan Bidar Papan.

Kayu dan papan sepertinya sama,tapi dalam proses pembuatan Bidar keduanya berbeda. Bidar kayu terbuat dari satu gelondong batang yang dilubangi tengahnya. Bentuknya tidak sebagus Bidar papan, tapi  Bidar kayu sangat kuat.Bidar kayu atau  sering juga disebut perahu lesung  sekarang sudah tidak dibuat lagi di Sumatera Selatan.

Nah,Bidar besar (besak ) yang sekarang digunakan untuk lomba bidar di Sungai Musi masuk kategori Bidar papan. Dibuat dari kayu yang sudah berubah bentuk, menjadi  papan, sento dan balok.

Sebagai perahu balap, Bidar besak punya spek yang mengesankan.  Panjangnya  26 meter. Bagian terluas perahu  lebarnya 137 cm.Tinggi perahu diukur dari bagian paling dalamnya  adalah  70 cm.

Bidar Adalah Perahu Perang

Berbeda dengan narasi yang selama ini yang menyebut bahwa  Bidar adalah akronim dari biduk lancar.Ternyata dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Bidar diartikan sebagai perahu perang. Suatu gelar yang tidak diberikan pada sembarang perahu.

Perahu perang adalah julukan yang menandakan  fungsi Bidar pada zaman dahulu. Pada masa Kesultanan Palembang Darussalam ada Bidar Pecalang. Mirip bentuknya dengan Bidar besak tapi beda ukuran.

Pecalang digunakan sebagai perahu patroli keamanan sungai dan  kendaraan dinas pejabat kesultanan. Panjangnya 18 meter dan dilengkapi  atribut khusus. Atribut menunjukan jabatan pemilik atau gugus tugas Pecalang tersebut.

Zaman now, Bidar sudah tidak lagi membawa pejabat atau  prajurit  menuju medan laga.Tapi perahu ini masih memiliki ciri perahu perang.

Bidar besak  yang berlomba di Sungai Musi dapat memuat  58 awak perahu. Jumlah yang setara dengan 1 pleton tentara. Personel yang direkut masuk regu Bidar juga tidak sembarangan.Harus memiliki kompetensi dibidangnya. Layaknya satuan militer, pleton Bidar juga punya struktur organisasi dan  rantai komando.

perahu bidar palembang
Formasi crew lomba bidar Palembang

Pleton  Bidar terdiri dari, satu Juru Batu, satu  Juru Mudi, satu Tukang Penyimbur, satu Penabuh Gong, satu Tukang Timbo dan 53 orang  pendayung.

Tugas Juru Batu sebagai Komandan Pleton (Danton). Juru Batu berada di haluan mengamati lawan dan mengatur strategi. Bila diperlukan Juru Batu  memberi komando dengan suara  dan gerakan isyarat menggunakan kain atau bendera.

Berikutnya ada Juru Mudi yang berjaga di buritan Bidar. Tugasnya mengarahkan dan menjaga keseimbangan perahu saat menerobos arus. Juru Mudi Bidar memegang satu dayung panjang yang fungsinya sebagai pengendali arah haluan.

Ada cerita yang menarik. Konon, bila sudah melewati 1/2 perjalanan dan Juru Batu merasa Bidar mereka tidak mungkin lagi menang. Ia akan memberi kode rahasia pada Juru Mudi. Juru mudi  akan melakukan ‘manuver’ yang membuat Bidar mereka terbalik.

Drama yang dibuat  sebagai alasan tidak bisa melanjutan perlombaan sampai ke garis finish. Memang sudah  jarang dimainkan, tapi drama ini pernah beberapa kali terlihat dalam lomba Bidar di Sungai Musi.

Selanjutnya, masih di buritan  ada seorang Tukang Penyimbur. Simbur dalam bahasa Palembang dapat berarti menyiramkan atau bermandikan. Tukang Penyimbur sangat unik, yaitu menyiramkan air kepada para pengayuh. Tujuannya  memberikan semangat dan mengurangi efek buruk  sengatan sinar matahari pada para pengayuh.

Bergeser ke bagian tengah Bidar, ada dua personel khusus.Tukang Timbo dan Penabuh Gong. Tukang timba atau dalam logat Palembang disebut  tukang timbo. Apa pula tugas tukang timba dalam perahu?

Jadi gini, waktu seluruh pendayung  gasspool mengayuh  akan ada percikan air yang masuk ke dalam Bidar. Bila dibiarkan  dapat mengangu kosentrasi pendayung dan membahayakan keselamatan pelayaran. Nah,tugasnya Kang Timbo adalah mengeluarkan air dari dalam Bidar.

Agar  tidak mengangu kosentrasi dan ritme pendayung, Kang Timbo harus cermat melihat saat yang tepat untuk menimba air. Kalau melihat alatnya, tugas  Kang Timbo lebih tepat disebut menyerok dari pada menimba air.

perlengkapan perahu bidar
Alat penimbo yang digunakan Tukang Timbo Bidar Palembang

Alat timba yang digunakan untuk Bidar dibuat khusus. Timba yang berbentuk setengah selinder terbuat dari kayu dan seng. dengan diameter  30cm dan panjang 32 cm. Sekilas bentuknya mirip kaleng literan beras yang dibelah dua lalu diberi pegangan kayu di tengahnya.

Personil lain yang ada dalam bidar adalah Penabuh Gong. Penabuh  atau tukang pukul gong  harusnya selalu ada dalam lomba Bidar besak di Sungai Musi. Penabuh gong yang berdiri di tengah Bidar membawa satu gong perunggu dengan diameter 35 cm.

gong dalam perahu bidar palembang
Gong jadi alat penyebar informasi dalam lomba Bidar Palembang 

Selain untuk memacu semangat, suara gong digunakan sebagai ‘penyambung lidah’ Juru Batu. Bila Juru Batu  memberi komando agar pendayung mempercepat kayuhanya. Penabuh gong akan memukul gong dengan cepat dan kencang pula.Saat gong berhenti pertanda semua awak harus bersiap melakukan manuver penghentian laju bidar.

Perbedaan Perahu Bidar  Dan Perahu Naga

Ada sedikit cerita perihal minimnya informasi tentang tata laksana dan kelengkapan dalam lomba Bidar di Sungai Musi. Banyak  konten creator juga wartawan  media massa yang  menyimpulkan Perahu Bidar  sama dengan  Perahu Naga. Kemudian mereka membuat narasi  seputar Lomba  Bidar di Sungai Musi, berdasarkan asumsi bahwa Bidar sama dengan Perahu Naga.

Nyatanya  Bidar dan Perahu Naga amat berbeda.Baik dari sejarah, bentuk,tata laksana dan perlengkapan yang digunakan.  Dan yang paling sering tertukar  dalam ilustrasi  maupun narasi  adalah Penabuh Gong  dan Juru Batu.  Penabuh Gong sering diganti dengan  Penabuh Genderang  Perahu Naga.Sedang  Juru Batu disebut sebagai Juragan.

dayung perahu bidar palembang
 Alat dayung atau padle dalam perahu bidar Palembang

Sebagai perahu tanpa layar  tanpa mesin, Bidar  hanya mengandalkan tenaga  pendayung. Jadi,bisa dibilang pendayung adalah inti dari pleton Bidar. Jumlah pendayung dalam satu Bidar Besak  adalah 53 orang.

Syarat  menjadi pendayung Bidar yang pertama tentu saja harus terampil mendayung. Walaupun jarak tempuh  lomba bidar di Sungai Musi hanya sekitar 2 kilometer. Tetapi tantangannya sama,dengan mendayung perahu di tengah laut yang bergelombang. Sebab itu penting sekali memilih pendayung, yang menguasai berbagi  teknik mengayuh.

Selain sehat jasmani dan rohani, berat dan  tinggi badan pendayung bidar juga harus seimbang. Dua hal ini penting karena dapat  mempengaruhi, berat dan  kecepatan laju Bidar saat berlomba.

Senjata Organik  Pengayuh Bidar

Seperti yang sudah kita obrolin di atas, Bidar juga punya alat kelengkapan  yang menentukan keberhasilan misi mereka. Kalau tentara memiliki senjata organik, maka  senjata organic awak perahu Bidar adalah dayung.

Alat pengayuh Bidar bisa disebut organik, karena hanya berfungsi secara optimal jika digunakan untuk mendayung  Bidar. Dayung Bidar terlalu ringan,terlalu panjang atau terlalu lebar, sehingga tidak sangkil dan mangkus digunakan mengayuh perahu jenis lain.

Ada tiga macam dayung yang digunakan saat mengikuti lomba balap Bidar.  53 Dayung penggerak yang digunakan  para pengayuh Bidar. Panjangnya 133 cm dengan lebar bagian daun  25 cm. Satu dayung khusus yang digunakan Juru Mudi. Dayung kemudi Bidar memiliki ukuran panjangnya  189 cm dengan lebar daun  40 cm. Terakhir  ialah satu  dayung penyimbur  yang panjangnya 166 cm  dengan lebar daun 35cm.

Ikon  Kebanggaan Orang Sekampung

Seumpama pasukan tentara yang akan menjalankan misi. Sebelum turun berlomba anggota regu Bidar juga dibriefing dulu.  Dalam musyawarah mereka mendiskusikan persiapan alat, latihan bersama, dan kapan waktu yang baik untuk membawa bidar turun ke sungai.

Melihat ukurannya tentu perahu ini tidak bisa parkir sembarangan di sungai. Setelah pulang dari lomba, Bidar akan  bawa naik ke darat. Diletakan di atas rak kayu dalam sebuah  gubuk yang memang dibuat sebagai garasi perahu balap. Bidar beristirahat sampai perlombaan berikutnya.

 Sebagai ikon budaya dan kebanggaan komunitas, perlombaan Bidar jadi agenda penting di kampung. Tua,muda,lelaki,perempuan terlibat  dalam persiapan lomba.

Penuruan Bidar ke sungai termasuk bagian penting dalam rangkaian persiapan mengikuti lomba. Diawali dengan doa dan ritual adat, yang dihadiri pemuka masyarakat serta awak perahu. Kemudian secara bersama-sama, Bidar diturunkan ke sungai.

Ada yang unik. Menurut tradisi turun-temurun di Ogan Ilir, Bidar yang baru saja turun ke air  tidak boleh langsung dinaiki. Bidar akan dibiarkan bermain-main dulu dengan arus sebentar. Sedang anggota regu akan menunggu di tepian.Setelah  perahu tenang dan menepi sendiri, barulah pendayung diizinkan  menaikinya.

Sehari menjelang lomba, Bidar akan dikayuh menuju lokasi start di Sungai Musi. Pelayaran menuju Palembang menarik perhatian masyarakat disepanjang perjalanan. Iring-iringan Bidar dan perahu pendukungnya  jadi parade promosi. Besok lomba Bidar bidar akan berlangsung di Palembang. Ayo ramai-ramai kita nobar!

Tradisi nonton bareng lomba Bidar ada juga sejarahnya. Dulu, tiap kampung di tepian Sungai Musi memiliki setidaknya satu regu Bidar. Saat regu Bidar kampung mereka berlomba, seisi kampung akan datang nobar di tepi Sungai Musi.

Bidar, Nobar, Dan Kuliner Khas 17an

Meriahnya lomba Bidar memberi dampak ekonomi secara langsung bagi masyarakat. Keramaian yang berlangsung lebih lama dari durasi lomba,menjadi inspirasi lahirnya tradisi baru di Kota Palembang.

Jajanan tradisional dan mainan khas 17an,yang cuma muncul di bulan Agustus. Salah satunya Telok abang, yang jadi the most wanted mainan anak di bulan Agustus. Telok abang adalah telur rebus yang kulitnya diberi pewarna merah. Telok abang dijual satu paket, dengan miniatur pesawat atau kapal yang terbuat dari kayu gabus. 


Kuliner Khas 17an Palembang


 Koreksi  Sebelum  Hilang Dari Ingatan

Keberadaan  Bidar tidak bisa dipisahkan dari perjalanan sejarah  dan perkembangan Kota Palembang. Kristalisasi dari berbagai unsur sosial budaya yang mempengaruhi masyarakat Palembang dari setiap masa.membuat Bidar  unik dalam tata laksana dan kelengkapan.

Keunikan  yang kemudian menjadikan Lomba Bidar Palembang pada tahun 2016 diakui, sebagai Warisan Budaya  Tak  Benda Nasional (WTBN ) dengan nomor  registrasi  201600333.

Predikat  Lomba Bidar sebagai warisan budaya tak benda nasional memberi amanat bagi seluruh elemen masyarakat Sumatera Selatan untuk  menjaga orisinalitasnya. Mempertahankan keunikan Bidar dapat dimulai dari penyebaran informasi yang tervalidasi.

Penting untuk mengoreksi misinformasi yang beredar  seputar Bidar dan lomba bidar. Karena  dalam jangka panjang kutipan-kutipan yang tidak jelas sumbernya akan mengakibatkan hilangnya ingatan public. Tentang nilai historik dan heroik  yang  terkandung dalam Bidar.

Informasi yang benar  akan sangat membantu  menjaga memori kolektif masyarakat Sumatera Selatan khususnya Palembang  sebagai pewaris tradisi maritim Sriwijaya.***

Referensi

  • Peralatan Tradisional Kesenian dan Hiburan Daerah Sumatera Selatan

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan - Jakarta 1987

  • Alat  Angkutan Air Tradisional Di Sumatera Selatan

Dirjen Kebudayaan- Proyek Pembinaan Permuseuman Sumatera Selatan

Palembang  1991/1992


September 16, 2023

Tradisi Rebu Kasan di Kota Palembang

rebu kasan palembang

Tradisi Rebu Kasan Dan 320 Ribu Marabahaya

Tradisi Rabu Kasan  di Palembang.  Membaca  flyer dan run down acara Rebu Kasan yang diadakan Sanggar Budaya Dayang Merindu  Palembang aku  jadi bersemangat. Sebenernya niat untuk ikut acara ini sudah sejak beberapa  tahun lalu.

Tapi ada aja hal merintang yang bikin aku gak jadi hadir. Jadilah pada hari Rabu terakhir bulan Safar yang bertepatan dengan tanggal 13 September 2023 lalu aku nyempatin diri hadir.

Sanggar Budaya Dayang Merindu pimpinan maestro tari  Sumatera Selatan Anna Kumari, adalah satu dari sedikit  sekali yang masih mengadakan acara Rebu Kasan.

Untuk  mengenalkan kembali tradisi Rebu Kasan pada Masyarakat Palembang, Ibu Anna  kemudian mengadakan Rebu Kasan di lokasi yang berbeda setiap tahun.

Tahun 1445 hijriyah ini Rebu Kasan diadakan di Masjid Darul Muttaqien,Komplek Pertamina Bagus Kuning Palembang. Jarak tempuh lokasi  acara Rebu Kasan dan rumahku di Kebun Bunga sebenarnya lumayan jauh  ada kali 20 Km. 

Pada run down ditulis sholat sunnah mutlak dilaksanakan pada pukul 10.00  Wib.Biar gak telat aku  berangkat jam 9 dari rumah.

Rebu Kasan,Mandi,Sholat,Makan

Komplek Pertamina Bagus Kuning  termasuk dalam  kawasan objek vital yang dilindungi. Kawasan yang berada di tepi Sungai Musi ini berfungsi sebagai Dok Yard-  tempat perawatan  kapal-kapal milik Pertamina. Jadi para tamu yang masuk harus izin dulu pada petugas di gerbang masuk.

Tak sulit mencari lokasi acara yang berada di ujung komplek persis di tepi Sungai Musi.Tiba di lokasi aku melihat beberapa youtuber dan seniman-seniman beken Palembang sudah hadir.

Setelah memarkir kendaraan.Aku menyapa Mang Dayat  konten kreator sejarah dan seni budaya Sumatera Selatan yang sudah bersiap pasang  tripod. Beberapa panitia kulihat  membentang  ambal dan karpet untuk tempat duduk tetamu. Kulirik jam sudah hampir pukul sepuluh. Aku bergegas menuju Masjid Darul Muttaqien.

rebu kasan palembang

Di masjid sudah menunggu Mirza Indah Dewi  putri kedua  Anna Kumari yang akrab dipanggil Cek IIn.Beberapa kawan dari komunitas budaya dan sejarah Palembang kulihat sudah pula hadir di sana. 

Tak lama kemudian Ibu Anna Kumari datang diantar cucu yang mendorong kursi rodanya. Meski baru sembuh dari sakit, perempuan kelahiran 10 November 1946 itu masih bersemangat untuk mengikuti rangkaian acara Rebu Kasan.  

Asal Mula Rebu Kasan

Beberapa sumber menyebutkan konon tradisi Rebu Kasan atau Rebo Wakasan bermula Pulau Jawa khusunya daerah Kudus Jawa Tengah. Ulama Abdul Hamid Quds yang berasal dari Kudus  menulis  kitab  Kanzun Najah Was-Surur Fi Fadhail Al-Azminah wash – Shuhur. Adalah buku kumpulan doa dan amalan untuk tiap bulan hijriyah.Lengkap dengan kutipan ayat dan hadis-hadis yang mendasari amalan.

Dalam kitab tersebut Kiai Abdul Hamid Quds mengutip pesan para wali Allah tentang 320.000 marabahaya yang diturunkan pada hari Rabu terakhir di bulan Safar.Nah, Kiai Abdul Hamid Quds yang lama tinggal di Saudi Arabia ini menganjurkan umat Islam untuk melakukan sholat sunat. Untuk mohon perlindungan dari marabahaya yang mungkin ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

Tradisi  Rebu Kasan dibawa menyebar ke seluruh nusantara oleh murid-murid dari Kiai Abdul Hamid Quds. Meski ritual utamanya dalah sholat sunnah dan doa tolak bala. Tapi tiap daerah kemudian punya tradisi Rebu Kasan yang diwarnai  budaya lokal.

Beramai- Ramai Mandi Safar di Sungai Musi

Nah,muatan lokal dalam Rebu Kasan di Palembang adalah tradisi mandi safar yang diadakan di Sungai Musi. Di pagi hari Rebu Kasan masyarakat Palembang terutama lelaki dan anak-anak ramai-ramai mandi di Sungai Musi.

Sejak kondisi air Sungai Musi semakin tidak sehat,maka Mandi Safar dilakukan di rumah masing-masing. Setelah mandi Safar, ritual Rebo Kasan dilanjutkan dengan sholat Sunnah Mutlak Berjamaah.

acara bekela rebo kasan palembang

Shalat Sunnah Rebo Kasan Dan Doa Tolak Bala

Sebelum sholat dimulai panitia membagikan kertas fotokopian yang berisi keterangan tata cara sholat sunnah Rebu Kasan dan doa tolak balanya. Setelah semua siap, Ustad Kiagus Amin Wahid memulai sholat sunnah mutlak Rebu Kasan

Sholat 4 rakaat dengan satu salam,dari berbagai sumber disarankan untuk membaca niat sholat sunnah mutlak atau sunnah hajat saja.  Setiap rakaat membaca:

  • Al Fatiha 1x
  • Al Kautsar 17x
  • Al Iklash 5x
  • Al Falaq 1x
  • An Nas 1x

Sholat Sunnah Mutlak diakhiri dengan membaca doa tolak bala.Kuhitung setidaknya kami melaksanakan sholat hampir 30 menit.

Bekela,berbagi makanan saat Rebu Kasan

Usai sholat kami beramai-ramai menuju ke dockyard di tepi Sungai Musi. Acara selanjutkan adalah berbagi makanan dan makan bersama atau yang disebut Bekela.Kue-kue sudah tersusun rapi di atas ambal yang dibentang di bawah pohon beringin.

Beberapa tamu penting datang beriringan.Diantaranya Sultan Fauwaz yang bergelar Sultan Mahmmud Badarudin IV.Hadir juga Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang dan beberapa staff.

Usai beberapa sambutan,tetamu dipersilakan untuk mencicipi hidangan. Setelah foto bersama, kamipun pamit pada Bu Anna Kumari sebagai tuan rumah.

Dalam perjalanan pulang,aku teringat cerita seorang paman. Dulu acara Rebu Kasan  sangat meriah. Untuk acara bekela setelah sholat,mereka akan patungan menyewa perahu untuk piknik di sekitaran Sungai Musi.

Rebu Kasan  masuk dalam daftar tradisi yang hampir sirna dari ingatan warga Kota Palembang. Untung masih ada Ibu Anna Kumari beserta keluarga yang mau meluangkan waktu,tenaga dan tentu saja biaya untuk terus melestarikan acara ini.

Semoga tahun depan Rebu Kasan dapat diikuti lebih banyak lagi warga Palembang.donasaurus.com

Mei 19, 2023

Spot Foto instagramable di Pulau Kumayan

Pulau Kumayan  Tempat Asik Nan Aesthetic Di Bengkulu

Kali ini aku mau ceritain serunya cari spot foto yang kece di Pulau Kumayan. Sedikit info,Pulau Kumayan  adalah kawasan wisata alam mangrove di Kota Bengkulu. Eits, jangan salah meski namanya pulau,objek wisata Bengkulu ini berada di darat.

Lokasi Pulau Kumayan Bengkulu

Meskipun  terasa jauh dan ndeso,Pulau Kumayan masih berada dalam wilayah Kota Bengkulu. Tepatny di Jalan Raya Air Nakau - Sebakul Kelurahan Surabaya Kecamatan Sungai Serut Kota Bengkulu. 

Tidak ada rute angkutan umum kemari, jadi kamu yang berniat mampir kemari harus menggunakan kendaraan pribadi. Tapi jangan khawatir jalannya relatif baik  dan bisa dilalui semua jenis kendaraan.

Nah selain tidak tersedia transportasi umum, juga kagak ada yang namanya welcome gate atau gerbang masuk menuju Wisata Alam Pulau Kumayan.Di pinggir jalan cuma diberi plang papan nama sebagai petunjuk arah.Kalau mata enggak jeli bisa kebablasan. 

petunjuk arah pulau kumayan

 Jalan menuju wisata alam Pulau Kumayan yang kurang lebih sepanjang 2 kilo meter  masih tanah( waktu berkunjung  Mei 2023 )Setelah 1500 meter,barulah ketemu petugas penjual tiket. Kami membayar Tiket masuk Rp.10.000/orang dan Rp.2.000 untuk  parkir motor pada pemuda yang tidak pakai seragam pun tanda pengenal.


Beres urusan administrasi kami melanjutan sisa 500 meter perjalanan mencari tempat parkir. Ada yang unik, biasanya tiket  parkir diminta sebelum keluar di sini petugas parkir menanyakan tiket begitu kita masuk area. Untung aku sempat jepret tiket sebelum di bagi duo sama Kang Parkir.

Spot – Spot Foto Di Pulau Kumayan

Dari jalan masuk sampai ke parkiran sebenernya aku agak-agak pesimis ama tempat ini. Cuma disambut patung  harimau  yang tersenyum ramah, terus  taman bunganya juga di tata ala kadarnya. Megingatkan suasana taman di alun-alun suatu kabupaten.

Aku celingak - celinguk..............spot foto  hitsnya  dimana nihhhhhh........

Tentu saja aku tidak semudah itu putus asah Markonah. Pada Kang Parkir aku bertanya ’dek dimano yang adao tulisan besak Pulau Kumayan?’

‘ Di situ na ….’ telunjuknya mengarah ke bangunan berlantai kayu mirip panggung  tak jauh dari tempat kami berdiri. 

Photo Booth Pulau Kumayan

Biar mudah, aku sebut aja spot ini sebagai photo boothnya Pulau Kumayan. Dari sudut ini ini mulai keliatan photogenicnya objek wisata ini. Spot ini udah pasti jadi lokasi paling banyak  digunakan untuk pefotoan. Ukuranya lumayan luas jadi bisa ambil gambar dari berbagai sudut.

Pedestrian Pulau Kumayan


 Next stop adalah pedestrian Pulau Kumayan.Pedestrian di sini selain sebagai sarana mobilitas pengunjung sekaligus jadi atraksi. Memang tidak  terlalu lebar namun cukup kokoh.
Walau agak sulit cari angle  tapi foto dengan latar jalan kayu berkelak-kelok diantara batang-batang bakau terlihat cantik.

Pondok - Pondokan Pulau Kumayan

Selanjutnya  spot foto yang tidak kalah serunya  adalah  pondok-pondok kayu yang ada banyak di pulau kumayan. Setidaknya ada 3 jenis pondokan yang aku lihat di sini. Pertama pondok  yang bentuknya  miniatur rumah panggung dicat warna-warni. 

Pondokan ini ada beberapa belas di sepanjang jalur pedestrian. Ruang di bagian atas lumayan besar cukuplah untuk duduk berempat. Kalau naik ke pondok hati-hati,sebab beberapa pondok tangganya sudah lapuk.

Pondok ke 2 bentuknya seperti dangau sawah.Pondok jenis ini dibangun dibagian yang mungkin rencananya akan dikembangkan sebagai kolam pemancingan ikan. Pondok terakhir bentuknya seperti rumah boneka yang beneran bisa  bisa dimasukin. Donasaurus cuma sempat berfoto di pondok rumah panggung dan rumah boneka.

Menurut aku pondokan Pulau Kumayan Bengkulu ini cucok banget buat yang mau bikin konten atau menyepi cari inspirasi


BTW,pengelola Pulau Kumayan pada review googlemap menggunakan istilah saung untuk menyebut pondok - pondokan.

Tanpa mengurangi penghargaan  terhadap bahasa Sunda,karena lokasinya di Kota Bengkulu pada artikel ini aku menggunakan kata yang aslinya digunakan  orang  Bengkulu untuk menyebutnya yaitu pondokan.

Nah,di ujung lintasan pedestrian ada spot ‘love’ yang selalu muncul di medsos.Niat hati ingin berfoto juga,apa daya ada dua sejoli yang  terlihat enggan beranjak dari sono. Akhirnya donasaurus cari spot foto di atas jembatan saja.

Jembatan Pulau Kumayan

Jembatan dengan tiang-tiang kayu gelam terlihat kokoh. Cocok banget nih buat shooting video clip lagu atau OOTD. Dari sini bentang alam  terlihat lebih luas dan spektakuler gitu bestie.Enaknya berkunjung di hari kerja adalah jembatan ini kagak ada yang lewat,jadi serasa ane yang punya.

Waduh gak terasa  sudah hampir 2 jam keliling-keliling Pulau Kumayan. Menjelang tengah hari,cuaca udah tidak kondusif lagi buat berfoto. Donasaurus berteduh di pondok  dekat ticket box sepeda air dan karaoke. Sambil lalu,aku ngobrol sama kakak penjual tiket. Kalau mau karaoke berapa kak?

Pengunjung yang ingin melepas lelah setelah keliling hutan mangrove bisa rehat sambil karaokean dengan  tarifnya Rp 30.000/jam. Sementara mama dan papa karaokean, anak-anak bisa naik sepeda air atau yang biasa disebut perahu bebek Rp.10.000/20 menit. 

Bestie, satu yang unik dari Pulau Kumayan dibanding objek wisata alam sejenis ialah  sesungguhnya Pulau Kumayan adalah objek wisata buatan. Pada tahun 2019 Pak Herman pemilik lahan punya ide, untuk mengembangkan kawasan rawa dan hutan bambu seluas 15 hektare miliknya menjadi objek wisata.

Usaha Pak Herman dan team menyulap rawa bambu tempat  jin buang anak ini menjadi kawasan wisata alam yang cantik patut kita beri 2 jempol. Sekarang selain  pondok karaoke pengunjung  Pulau Kumayan dapat juga menikmati beberapa  sarana rekreasi seperti flying fox,sepeda air bebek,dan aktivitas outbond.Bengkulu Mei 2023

Fasilitas Wisata Alam Pulau Kumayan

Kamar Mandi Umum ✅

Mushola ❎

Waktu terbaik berfotoria

09.00 Wib - 12.00 Wib

Desember 01, 2022

Transportasi Umum Palembang

solo traveler

Transportasi Umum Palembang Yang Ramah Solo Traveling

Solo traveling  atau jalan-jalan sendiri emang lagi trend. Selain lebih ramah di kantong alasan  orang melakukan solo traveling macem-macem.Misalnya  dalam rangka healing, lagi galau,cari inspirasi  sampai cari jodoh – hadehhhhhh.

Nah, Kota Palembang Palembang  adalah salah satu kota yang direkomendasikan untuk solo traveling. Dukungan amenitas pariwisata seperti hotel,pusat kuliner tradisional,dan ketersedian transportasi umum menjadikan Palembang kota yang ramah untuk solo traveling.

Keuntungan menggunakan transportasi umum di Palembang adalah lebih ramah di kantong dan lebih fleksibel untuk mengunjungi  objek dan daya tarik wisata yang berada di seberang hulu dan seberang hilir Sungai Musi.

 Transportasi  Umum  Yang Ada Di Palembang

Ada berbagai moda transportasi umum di Kota Palembang, kali ini aku hanya membahas alat transportasi  yang  realtif aman dan nyaman untuk solo traveler.

Light Rail Transit  - LRT Palembang

 Sejak pertama beroperasi  tahun  2018 LRT sudah jadi  alat transportasi umum favorit wisatawan yang datang ke Palembang.Apalagi  Palembang adalah kota pertama di Indonesia yang  memiliki moda transportasi umum LRT.

LRT menghubungkan Bandara Sultan Mahmud Baddaruddin 2 dengan pusat Kota Palembang.

Dengan membeli  tiket sekali jalan  Rp.10.000 (harga tahun 2022) dari  stasiun Bandara Sultan Mahmud Baddaruddin 2 kamu sudah langsung bisa city tour melintasi  beberapa objek wisata utama Palembang  seperti Masjid Agung dan Jembatan Ampera.

 Menikmati pemandangan kota Palembang  menempuh jarak 24,5  Km  melintasi 12  stasiun sampai berhenti di depot  DJKA  selama lebih kurang 50 menit.

Jam oprasional LRT  mulai  pukul 05.05 pagi berangkat  dari stasiun Bandara SMB 2 menuju Stasiun DJKA. Gerbong terakhir berangkat  pukul 19.55 dari stasiun bandara menuju Stasiun DJKA.

 Teman Bus Palembang

Armada Teman Bus melayani rute pinggiran kota Palembang  yang tidak dilalui moda transportasi umum lainnya. Ada 61 unit armada Teman Bus yang melalui 4 Koridor  yang sudah terkoneksi dengan layanan LRT. Tiket sekali jalan Rp. 4000, sementara ini pembelian tiket hanya dapat dilakukan dengan transaksi online melalui e- wallet dan e-banking.

Transportasi Sungai Musi

 Belum lengkap rasanya kalau ke Palembang belum menyeberangi  Sungai Musi. Dermaga Pasar 16 merupakan  dermaga sungai terbesar di  Sumatera Selatan.Beroperasi dari jam 5 pagi sampai jam  5 sore.Ada 2 jenis kapal yang beroperasi di Sungai Musi.

 Yang pertama perahu ketek,perahu kayu bermesin ini  digunakan untuk penyeberang jarak pendek sampai menengah dari hulu ke hilir Sungai Musi. Tarif tergantung jarak tempuh dan negosiasi sebelum berangkat.

 Berikutnya adalah  Speed Boat  ukurannya lebih besar dari perahu ketek.Speed Boad melayani rute  wilayah perairan sungai dan laut di wilayah Sumatera Selatan dengan jarak tempuh antara 2 sampai  4 jam dari Dermaga Pasar  16 Palembang.

 Palembang  Kota Percontohan  Transportasi Massal Perkotaan

Ngobrol-ngobrol soal transportasi,sebagai warga Palembang  aku ikut bangga  karena tahun ini Dinas Perhubungan  Provinsi Sumatera Selatan  mendapat kehormatan  menjadi  tuan rumah  peringatan Hari Perhubungan Nasional   tahun 2022.

Mentri Perhubungan Budi Karya Sumadi  menyatakan  pemilihan Palembang sebagai pusat selebrasi  HARHUBNAS 2022 karena Palembang adalah kota percontohan nasional  pengintegrasian transportasi massal perkotaan.

departemen perhubungan
Logo Harhubnas 2022

Dishub Prov Sumsel sukses  mengelola  moda transportasi umum di Palembang  menjadi  alat angkut yang aman nyaman  dan efisien.

November 29, 2022

Wisata Megalitik Sumatera Selatan

Explore Surga Wisata Megalitik Sumsel

Kalau  berkunjung ke Sumatera selatan jangan berhenti  sampai di Palembang, gaskeun - lanjutkan perjalanan  menuju Pasemah - Kabupaten Lahat  negeri  magalitik  di  kaki  Gunung Dempo. Wisata  Megalitik  Sumsel  memang  belum seviral  Objek  Wisata Sumsel lainya. Walau demikian  situs prasejarah Lahat tersebut sudah tercatat  di  Museum Rekor Indonesia  (MURI) loh gaes.

Zaman Megalitikum biasa disebut dengan zaman batu besar,karena pada zaman ini manusia sudah dapat membuat dan meningkatkan kebudayaan yang terbuat dari batu-batu besar. kebudayaan ini berkembang dari zaman Neolitikum sampai zaman Perunggu.

Akses Menuju Wisata Megalitik Pasemah Kabupaten Lahat

Secara administrative dataran tinggi Pasemah  ( dalam dialek local sering di baca Basemah) berada di  Kab. Lahat . Berjarak  sekitar 219 Km  dengan  waktu tempuh  sekitar 4 jam dari pusat Kota Palembang.

Ada beberapa alternatif angkutan umum  yang bisa dipilih  untuk mengunjungi objek wisata megalitik.

1.Kereta Api dari Stasiun Kerta Pati Palembang

2.Bis Antar Kota dari  bawah Flyover Jakabaring

3.Mobil Travel yang biasa ngetem di Pangkal Jembatan Ampera

Kabupaten Lahat merupakan salah satu kabupaten yang menjadi pusat bisnis holtikultura di Sumatera Selatan jadi transportasi dari dan menuju Lahat relatif ramai lancar.

arca megalitik dari pasemah
Arca Manusia di Situs Megalitik Pasemah

Patung Megalitik  Lahat Dan  Kutukan Si Pahit lidah

Pada tahun 2012 dataran tinggi Pasemah -Lahat  memecahkan rekor MURI sebagai  wilayah yang memiliki situs megalitik terbanyak di Indonesia .Menurut catatan terakhir terdapat 64  situs dengan lebih dari  1.027  artefak megalitik  yang  diperkirakan dibuat pada masa prasejarah  sekitar 2000 tahun sebelum masehi. Wajar dong,kalau  dataran tinggi  Pasemah dijuluki sebagai surga artefak megalitik Indonesia.

Secara  geografis  Kab.Lahat berada di kaki Gunung Dempo, gunung vulkanik yang masih aktif. Tak heran artefak megalitik  Pasemah terbuat dari batu andesit yang banyak ditemukan di wilayah ini sebagai batuan beku dari lahar Gunung Dempo.

Artefak berupa arca,arca menhir,tetralith monolith trilith,batu datar,dolmen,lesung dan lumpang batu,batu gelang,bilik batu,tempayan kubur  yang tersebar di wilayah seluas 80  kilo meter.

Para arkeolog memuji  orisinilitas arca-arca megalitik Pasemah karena  mempunyai bentuk dan ragam hias yang unik.Berbeda dengan  arca Hindu-Budha  ataupun  arca-arca megalitik yang ditemukan  di belahan dunia lain.

Secara ide  arca megalitik  di Pasemah  terlihat kekinian,bentuk yang ditampilkan realistic- bentuk nyata apa adanya. Sehingga  memudahkan  masyarakat awam untuk  mengerti apa yang diceritakan  arca itu.

Nah, penampakan arca yang begitu dekat dengan kehidupan sehari-hari melahirkan cerita rakyat yang menghubungkan arca-arca megalitik tersebut dengan tokoh mitologi.

Menurut  legenda yang populer di wilayah Sumatera Selatan, patung-patung megalitik  tersebut  adalah  korban kutukan dari Pangeran Serunting Sakti. Beliau pendekar sakti mandra guna yang berjuluk  Si Pahit Lidah. Julukan  Si Pahit Lidah  diberikan  karena Serunting Sakti  memiliki kekuatan super yang bisa mengutuk  mahluk hidup menjadi batu. Salah satu yang paling populer adalah cerita  tentang  arca Harimau.

artefak arca harimau di pasemah
Arca Harimau Kutukan Si Pahit Lidah

Dikisahkan ada harimau yang sering masuk desa dan mengangu penduduk. Si Pahit Lidah  berusaha  menasehati harimau ,apa mau dikata hewan itu cuek saja dan terus mengangu penduduk. Karena dongkol  Si Pahit Lidah bergumam ‘ditegur  tapi pura – pura tidak mendengar …..seperti batu saja kamu’  dan…… Harimaupun menjadi batu.

Mitos  kutukan Si Pahit Lidah ini juga yang secara tak langsung membuat masyarakat sekitar situs menjaga dan merawat artefak-artefak tersebut. Karena adanya kepercayaan bahwa  mala petaka akan menimpa siapapun yang berani merusak atau berkata buruk tentang artefak-artefak itu.

Wisata Megatik  Dengan Panorama Pegunungan

Kalau ngobrolin tentang situs megalitik,mungkin akan terasa membosankan untuk masyarakat awam.Tapi jangan khawatir wisata megalitik di Lahat  akan terasa berbeda karena dukungan sumber daya alamnya.

Pemandangan alam pegunungan, sawah dan kebun kopi menjadi back ground yang cantik untuk  menikmati wisata megalitik.Selain itu  sebagai salah satu wilayah penghasil kopi, jangan leawatkan kesempatan untuk menyeruput  kopi premium dari  kebun kopi di sekitar  situs megalitik.

Traveller yang berminat untuk wisata megaltik ke Lahat dapat menghubungi beberapa komunitas budaya  atau agen wisata di Sumatera Selatan yang khusus menjual paket wisata megalitik.

panorama alam pegunungan bukit jempol
Bukit Jempol - Lahat

Dukungan DPRD  Sumsel Untuk  Pengembangan  Wisata Megalitik

Pengembangan  situs budaya menjadi objek wisata megalitik memerlukan penanganan yang cermat.Karena itu  Dewan Perwakilan Rakyat Sumatera Selatan sebagai lembaga negara ikut andil dalam upaya pelestarian dan pengembangan  situs megalitik Pasemah.

Pelestarin dan pengembangan cagar budaya seperti yang dimaksud dalam Peraturan  Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 4 Tahun 2017 bertujuan melindungi ,mengembangkan dan memanfaatkan cagar budaya untuk kepentingan bersama.

salah satu situs megalitik di pasemah
Salah Satu Situs Megalitik di Pasemah - Lahat

Selain itu perlu juga upaya meningkatakan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya nilai-nilai yang terkandung di dalam  cagar budaya. Sehingga  masyarakat dapat membantu  mempromosikan  keberadaan artefak megalitik  di daerahnya .

Dengan kordinasi dan konsistensi dalam  upaya pelestarian dan pengembangan diharapkan warisan artefak megalitik di Sumatera Selatan  berdaya guna untuk kepentingan  sosial,ekonomi,pendidikan  dan pariwisata.

Connect