Jiwa Yang Sehat
Masa Puncak Stress adalah di musim ujian sekolah |
sumber :pixabay
Malam minggu yang lalu,sehabis magrib ananda langsung
ngajak jalan.Melihat sikon,diriku tahu nih anak lagi stress karena ujian semesteran.Cap cus, segera meluncur
menuju Sudirman Walk.
Kita nongkrong-nongkrong aja di pinggir jalan.Sambil minum free drink coffee dari Kapal Api dan nonton atraksi hiburan rakyat. Selesai ananda cerita itu-ini,diriku berkesimpulan. Dia lagi BT dengan sistem belajar-mengajar,yang diterapkan sekolahnya. Ananda sudah kelas 3 SMA, bentar lagi mau ujian kelulusan.
Kita nongkrong-nongkrong aja di pinggir jalan.Sambil minum free drink coffee dari Kapal Api dan nonton atraksi hiburan rakyat. Selesai ananda cerita itu-ini,diriku berkesimpulan. Dia lagi BT dengan sistem belajar-mengajar,yang diterapkan sekolahnya. Ananda sudah kelas 3 SMA, bentar lagi mau ujian kelulusan.
Diriku tiada bosannya,mengulang “pidato politik” tentang pendidikan padanya.Mencari ilmu nak, jangan cuma di buku.
Pertama jangan sombong,cari teman sebanyak-banyaknya. Banyak teman=banyak rezeki. Berguru pada kesulitan yang kita alami,atau orang lain alami.Perhatikan bagaimana,orang menyelesaikan, masalah kecil dan besar yang ditemui.
Terakhir jangan lupa,bahagia.Itulah nak, hakikat life skills yang diajarkan di sekolah-sekolah mahal itu (ananda sekolah di SMA negeri biasa).
Lets it flow
Gak ada kalimat,harus masuk kelas IPA. Nilai harus
segini - segitu,biar nanti masuk universitas anu.Lulus harus cum laude, biar mudah dapat kerja, dsb.
Wkkk ibu-ibu,pada berkerut keningnya. Anak
macam apakah yang tercipta dari pola pemikiran seperti itu.
FYI.Sejak SD nilai ananda,termasuk paling baik sesekolah. Di SMA dia terpilih sebagai, duta intelegensia. Ikut ekstra kurikuler Paskibraka dan Pencak Silat (wkkk episode sombong).
Wah aman dong,gak ada masalah kalau begitu !
FYI.Sejak SD nilai ananda,termasuk paling baik sesekolah. Di SMA dia terpilih sebagai, duta intelegensia. Ikut ekstra kurikuler Paskibraka dan Pencak Silat (wkkk episode sombong).
Wah aman dong,gak ada masalah kalau begitu !
Siapa bilang !
Diriku pernah membaca( lupa dimana) tentang
orang-orang dengan intelegensia lebih.Katanya mereka ini jadi cendrung baperan (mudah terbawa perasaan).Takut
mengecewakan orang tua, kalau nilai turun.
Takut mengecewakan guru dan sekolah,kalau kalah dalam lomba. Pokoknya, yang gitu-gitu deh.Mereka gak bisa santai,merasa dibebani harapan orang lain.Kondisi ini, bisa menjadi berbahaya.
Takut mengecewakan guru dan sekolah,kalau kalah dalam lomba. Pokoknya, yang gitu-gitu deh.Mereka gak bisa santai,merasa dibebani harapan orang lain.Kondisi ini, bisa menjadi berbahaya.
Bagi remaja,
yang belum matang berpikir dan orang dewasa dengan suicide risk factors. Aku
gak mau,ananda over loaded.
Pengasuh jangan
macam petugas introgasi,yang cari-cari
kelemahan.Atau event organizer, yang mengatur tiap detik kehidupan anak.
Beban mental anak zaman now, itu sudah berat.Tapi tunggu dulu, tentu saja idak juga dilepas begitu saja.Pola pengawasanya,mengikuti perkembangan umur dan zaman.
Beban mental anak zaman now, itu sudah berat.Tapi tunggu dulu, tentu saja idak juga dilepas begitu saja.Pola pengawasanya,mengikuti perkembangan umur dan zaman.
Begitu
dia masuk SMA, diriku mulai khawatir. Gak
tahu kenapa ya, kok ujian sekolah zaman
now itu stressfull banget.
Suka parnononton berita, tentang anak yang stress sehabis ujian SMA.Beberapa bahkan, ada yang sampe bunuh diri.
Suka parnononton berita, tentang anak yang stress sehabis ujian SMA.Beberapa bahkan, ada yang sampe bunuh diri.
Lah
kok bisa merasa ,gak ada gunanya hidup lagi. Terus kepikiran bunuh diri,CUMA KARENA gagal menyelesaikan soal
Matematika.
Jadi aku mulai meninjau ulang, jargon
pembangkit semangat yang bunyinya’ kalau dia bisa, aku juga bisa’.
Kekuatan
mental,menghadapi masalah dan tekanan lingkungan tiap orang berbeda.
Sederhananya begini mak, muatan truk Tronton pasti lebih banyak dari kapasitas motor Kaisar. Ada anak yang gak lulus SMA,masih bisa cengar-cengir tapi ada yang cuma gak bisa mengerjakan soal Matematika langsung bunuh diri.
Sederhananya begini mak, muatan truk Tronton pasti lebih banyak dari kapasitas motor Kaisar. Ada anak yang gak lulus SMA,masih bisa cengar-cengir tapi ada yang cuma gak bisa mengerjakan soal Matematika langsung bunuh diri.
Masalahnya kita bukan psikolog,yang bisa
menerawang pikiran orang.
Kekira ada gak sih,clues yang bisa orang awam amati kalau jiwa seseorang itu lagi gak tenang?
Kekira ada gak sih,clues yang bisa orang awam amati kalau jiwa seseorang itu lagi gak tenang?
Akhirnya,setelah
sibuk kasak-kusuk mencari info. Mendapat pencerahan dari, dr.Ezra Ebenezer,SpKJ pada Seminar Kesehatan Awam yang berlangsung
di RK. Charitas - Palembang
(15/12/2018)
Dr.Ezra
memulai seminar dengan mengatakan,setiap orang itu punya kapasitas mental yang
tidak sama. Terbukti alasan yang menurut
orang kok sepele amat, bisa bikin
yang lain bunuh diri.
Perlu diingat-ingat bunuh diri,tidak memandang gender dan ras. Semakin tahun,semakin muda saja, umur orang yang memutuskan mengakhiri hidupnya sendiri.
Menurut
dr.Ezra apapun yang jadi pemicunya,tapi penyebab dorongan bunuh diri ada 3 hal:
1.Adanya penyakit jiwa
2.Adanya potensi genetic (impulsivitas
Tinggi)
3.Kepribadian yang kurang matang
1.Adanya
Penyakit Jiwa
Keadaan
yang terkait dengan, penyakit jiwa dan ganguan mental yang sering menimbulkan
ide bunuh diri.
Diantaranya:
·
Bipolar
·
Depresi
·
Skizofrenia
·
Ganguan
kecemasan
·
Ganguan
kepribadian
·
Post
traumatic stress disorder
·
Penyalah
gunaan zat ( temasuk napza)
Lebih lanjut mengenai,ganguan mental dapat
dibaca di Hello Sehat
2. Adanya Potensi Genetic
Tahun 1996 lalu,sempat baca majalah tentang
pesan terakhir Margaux Hemingway.Cucu perempuan penulis Ernest Hemingway yang tewas OD obat.
Model dan actress cantik ini titip pesan,
minta tolong diteliti kenapa ada kecendrungan untuk bunuh diri dalam
keluarganya.
FYI, kakek Hamingway tewas dengan menembak diri sendiri. Sampai kemarin,diriku masih mengira pesan itu kok lebay amat. Sekadar sensasi selebrity. Eh ternyata, potensi genetic itu termasuk salah satu factor X. Lebih lanjut soal potensi genetic untuk kasus bunuh diri silakan baca di Wikipedia
Margaux Hamingway model dan actres |
FYI, kakek Hamingway tewas dengan menembak diri sendiri. Sampai kemarin,diriku masih mengira pesan itu kok lebay amat. Sekadar sensasi selebrity. Eh ternyata, potensi genetic itu termasuk salah satu factor X. Lebih lanjut soal potensi genetic untuk kasus bunuh diri silakan baca di Wikipedia
3.Keperibadian
Yang Kurang Matang
Kadang umur tidak bisa jadi ukuran,kematangan
psikologis manusia. Pada kasus bunuh diri remaja, kepribadian yang belum matang
mudah emosi dan tidak pikir panjang bisa menjadi trieger.
Ada perbedaan ciri dan
peyebab depresi, berdasarkan kelompok
umur yang dijelaskan dr.Ezra. Untuk artikel ini diriku,membatasi menulis pada bagian
depresi remaja saja.
Alasanya,banyak orang tua yang kurang perhatian pada kesehatan jiwa anak-anak. Dianggap semua
akan berlalu,seiring pertambahan umur anak.
Depresi,
aku ganti pake stress aja. Karena untuk dikategorikan depresi, perlu test
khusus dengan pengawasan psikolog/ psikaiater.Sedangkan kita,
hanya
melihat gejala yang kasat mata saja.
Stress pada teenager
umumnya dipicu :
·
Faktor
keluarga
·
Pola
belajar- mengajar di sekolah
·
Lingkungan,
termasuk juga media sosial
·
Gabungan
dari semuanya.
Beberapa indikasi tingkah anak, yang mungkin tidak
dikatakanya tetapi terbukti menjadi pertanda stress.
Masing-masing punya’gaya stress’nya sendiri.
Stress pribadi extrovert dan introvert, tentu berbeda.Tapi secara umun dua atau tiga hal berikut dapat dijadikan pertanda:
Masing-masing punya’gaya stress’nya sendiri.
Stress pribadi extrovert dan introvert, tentu berbeda.Tapi secara umun dua atau tiga hal berikut dapat dijadikan pertanda:
Gejala
Yang Terlihat
Perubahan
emosional
· Mudah
tersinggung, yang menyebabka masalah dengan teman dan keluarga.
·
Terlihat murung,sedih dan kadang menangis tersedu
tanpa sebab.
·
Frustasi, mudah marah untuk hal-hal yang remeh temeh
·
Tidak percaya diri, malas untuk berkumpul,bergaul
·
Sering mengeluh merasa diri tidak berguna
·
Susah move on dari kegagalan yang lalu
·
Mulai kesulitan berpikir,tidak fokus,dan jadi pelupa,
·
Merasa putus asah,menyalahkan diri dan merasa hampa
·
Tidak tertarik lagi, melakukan hal-hal yang biasanya
disukai.
·
Sering ngomong soal kematian atau masalah bunuh diri.
Sumber: verywellmind.com
Perubahan
Tingkah Laku
·
Sering lelah dan kehabisan energi
·
Susah
tidur atau malah tidur melulu
·
Susah
makan atau malah makan melulu
·
Ketahuan
minum atau menggunakan obat-obatan
·
Susah
diam misalnya, mondar mandir, tangan bersedekap mirip orang kedinginan.
·
Sering
sekali mengeluh sakit kepala
·
Tidak
peduli lagi pada penampilan dan kebersihan diri
·
Mengamuk
disertai tindakan merusak sesuatu
·
Merencanakan
dan sudah mencoba bunuh diri dengan melukai diri
Halah
kok banyak banget, tanda-tandanya. Iya bro, kita jadi beralasan semua ABG
tingkahnya begitu . Kita mengangapnya biasa saja, dan baru sadar
setelah mereka melakukan tindakan yang
terakhir.
Sumber Pixabay
Bagaimana Bersikap ?
Pada
sesi terakhir, dr.Ezra menyarankan kita,untuk meluangkan waktu memberi perhatian.
·Kalau
melihat keluarga atau teman
mulai menunjukan perubahan emosi dan prilaku. Karena perubahan itu, jeritan minta tolong
dalam bentuk lain.
Pengabaian, menyebabkan angka bunuh diri di Indonesia semakin
tinggi
·Untuk
orang tua, jangan bebani anak dengan ambisi pribadi.
·Introspeksi
diri. Apakah kita memasang target, yang terlalu tinggi untuk anak raih. Akhirnya menjadi beban yang tak tahan mereka pikul.
·Idealnya
pola asuh, berkembang sesuai
dengan pase perkembangan kejiwaan anak. Pola asuh anak SMA,sudah berbeda dengan saat
mereka masih SD.
· Stop
membandingkan pencapaian anak, dengan
saudara atau teman-teman lainya
· Beri
dukungan,agar anak mengembangkan diri sesuai dengan kapasitasnya sendiri.
Narasumber Dr.Ezra Ebenez |
Pada beberapa kasus
dimana sudah ada ancaman atau pernah
terjadi percobaan bunuh diri.Keluarga dan teman dianjurkan untuk :
· Menjadi
pendengar, yang baik. Biarkan mereka meluapkan perasaanya tanpa banyak tanya
dan komentar.Tunjukan dukungan dan simpati.
· Menyatakan
diri siap dihubungi kapan saja, kalau mereka memerlukan bantuan atau sekedar
teman ngobrol.
· Jangan
memperburuk kondisi jiwa mereka, dengan menantang,mengejek atau secara langsung
menunjukan sikap tak senang terhadap percobaan
bunuh diri itu.
· Menjauhkan
dan mengawasi keberadaan benda-benda yang mungkin dijadikan alat.Untuk percobaan
selanjutnya, atau yang memancing prilaku
distruktif mereka.
· Mengalihkan
pikiran dan perhatian dengan mengajak melakukan kegiatan yang membuat mereka senang.
· Menawarkan
diri untuk menemani mereka mengunjungi psikolog.
Pada banyak kasus, kondisi membaik seiring dengan waktu
dan perubahan suasana.
Tetapi, bila gejala berlanjut bahkan memburuk dr. Ezra
menyarankan minta bantuan profesional. Segera bawa mereka,ke klinik jiwa.
Setelah dilakukan pemeriksaan,akan diputuskan bantuan
yang diperlukan dari psikolog atau dari psikiater juga.Meskipun sama-sama
dokter jiwa, ada sedikit perbedaan dalam SOP kerja mereka. Bedanya di sini
Peduli kesehatan jiwa
Kalau cerita-cerita soal masalah psikologi, ada saja
hal-hal baru yang bikin kita kaget.
Karena kurangnya informasi mengenai macam-macam ganguan
jiwa.Bikin orang awam, salah persepsi kalau datang ke psikolog itu sudah pasti
orang gila.
Pada hal,dizaman yang semakin berat ini,masalah-masalah
kejiwaan sudah jadi masalah sosial.
Hal - hal yang kita anggap sepele ternyata bisa bikin hati orang lain galaw |
Bunuh diri merupakan penyebab kematian terbesar kedua di
kalangan usia 15-29 tahun namun banyak yang belum bersedia membahasnya secara
terbuka.
Indonesia termasuk yang amat rendah tingkat kesadaran,mengenai penyakit-penyakit mental.Masyarakat kita enggan ke psikolog,karena takut langsung dicap gila.
Di negara-negara maju, sudah dianggap biasa kalau kita
secara rutin mengunjungi psikolog atau psikiater untuk berkonsultasi.Untuk gejala-gejala penyakit,yang tidak terbukti secara
medis diidap yang bersangkutan.
Misal kasus sesak nafas atau sakit kepala yang terlalu sering,tapi tidak ada indikasi sakit apapun biasanya langsung dirujuk ke dokter jiwa.
Dr.Ezra, berharap penanganan yang tidak hanya mempertimbangkan penyakit fisik tapi juga mental ini , perlu diterapkan dengan segera di Indonesia. Untuk menghindari salah diagnosa, keracunan obat dan hal-hal lain yang bisa membahayakan hidup pasien.💓💓
Ada yang punya pengalaman percobaan atau punya saudara
yang mengalami perubahan sikap mendadak? Yuk cerita-cerita di komen.
Tags : Parenting