Tradisi Lebaran Aku Dan Kawan - Kawan
Kenangan lebaran dimasa kecil
Waktu kecil lebaran itu, adalah hari yang
dinanti sepanjang tahun. Hati gembira dan penuh semangat. Rasanya gak sabar pengen
cobain, semua kue yang di masak ibu. Tiap daerah bahkan tiap kampung punya
tradisi lebaran.Waktu kecil saya dan
teman – teman juga punya, tradisi lebaran sendiri.
Takbiran Keliling
Mengisi hari - hari terakhir ramadan, dengan
menyiapkan obor untuk pawai takbiran. Bersama - sama mencari bambu, dulu di
sekitar kampung kami masih banyak rumpun
bambu. Dilanjutkan begotong royong memotong dan membuatnya jadi obor.
Pawai obor dilakukan selepas sholat Isya dimalam lebaran.
Sebelum berangkat, rute sudah disepakai dulu. Saking asiknya kadang berjalan melewati batas, yang sudah
disepakati.
Berburu Angpau
Anak – anak kampung sudah hapal siapa saja,yang biasanya
kasih salam tempel.Ada satu rumah di jalan Manunggal Kota Palembang yang lumayan lejen.Rumah ini milik keluarga Almarhum
Pak dan Bu Ngadiran.Pemilik Rumah Makan Yakin,di perempatan Jalan Rambutan Kota
Palembang.
Mulai dari pukul enam pagi , berduyun - duyun
anak yang datang. Anak – anak yang
datang dari sekitar wilayah Kemang Manis, Makrayu Tanjung Burung ( Palembang).Saking
banyaknya supaya gak dobel, tangan anak yang sudah dapet dikasih stempel.
Mereka ngantri untuk dapet satu kantong snack
dan uang, yang tahun lalu satu anak dapat Rp.10.000. Setiap tahun keluarga
ngadiran menyiapkan tak kurang dari 100 bingkisan dan angpao.Tradisi bagi –
bagi ini sudah di mulai sejak akhir tahun 80an.
Gak cuma anak – anak yang senang orang dewasa
juga senang.Bu Ngadiran juga ngadain open house, selama dua hari lebaran.Siapa
saja boleh datang dan makan suka- suka.Bu Ngadiran akan menyapa semua yang
datang ( kenal gak kenal ) dengan ramah.
Setelah dewasa mungkin duit Rp.10.000 itu
kagak ada artinye.Tapi bagi anak –anak keriuhan saat ngantri bareng teman itu
sesuatu.
Tukar – tukaran kueh
Pada hari ke dua atau ke tiga lebaran, diriku
dan beberapa teman kecil akan tukran
kue. Kami jalan – jalan ( tapi gak jauh) lalu membuka bekal kue – kue kering,
yang kami bawa dari rumah.Tinggal di kampung yang warganya kelas menengah ke
bawah, tentulah kuehnya juga biasa – biasa aja. Tapi senang sekali rasanya,
mencicipi kueh – kueh jadul itu bersama- sama.
Tradisi lebaran sederhan kelas rakyat jelata,
tidak mewah tapi berkesan.Kebersamaan, saling berbagi dan tolong – menolong
***donasaurus.com
Tags : Lifestyle