Juni 23, 2019

Kerjasama Team Dimulai Dari Rumah



kerjasama dalam keluarga
Ibu dan anak bekerja bersama membersihka kulit kayu Gelam.dok pri

   Kerjasama  Dalam Keluarga  

Belum lama saya unggah foto sebuah keluarga di media sosial. Foto ibu dan dua anak,sedang membersihkan kayu kulit  Gelam.

Captionnya  tentang  ibu, yang jadi team maker dan manager dalam keluarga.
Seorang kawan komen menyatakan, kenapa anak – anak harus ikut bekerja  ia sedih mendengarnya.

Oh em ji tentu saja yang saya maksud ‘kerja’ pada caption,adalah pekerjaan sederhana.
Anak membatu orangtua, menyelesaikan pekerjaan mereka. 
Bukan anak-anak yang jadi buruh dipabrik atau kerja jadi kuli angkut di pasar.

Keluhan  tentang anak  muda yang selfish,seharian cuma nongkrong megang  gawai.
Tidak  bisa melakukan pekerjaan rumah tangga paling sederhana dan tidak peduli lingkungan  sudah jadi isue  ‘nasional’.

hand in hand
kerjasama dalam keluarga  pic-Anemone

Perubahan budaya kerja dari  masyarakat petani dan nelayan menjadi masyarakat  industri  dan jasa. Nampaknyamempengaruhi persepsi  anak  tentang kata bekerja.

Anak  pak tani dalam usia yang sangat muda, sudah  dilibatkan dalam pekerjaan orang tua mereka. 

Mendapat  tugas mencabuti gulma, mengusir  burung, memetik hasil ladang  atau mengembala ternak.

Sementara anak nelayan  akan membantu  ayah mereka, memperbaiki  jaring, membersihkan perahu atau membantu ibu menyiapkan  bekal untuk melaut.
" Karena orang tua tak selamanya ada dan anak tak selamanya kecil.Maka didiklah anak untuk siap mandiri saat orangtua tak bisa membantu " - dona
Kalau tiba masanya nanti anak – anak ini bisa langsung, mengambil alih pekerjaan tanpa banyak cing – cong.Pak Tani dan Pak Nelayan  menerapkan konsep, learning by doing  pada anak – anak mereka.

Mamah dan Papah  zaman now,bisa memodifikasi tugas – tugas rumah tangga  sebagai media learning by doing untuk anak mereka. 

Melatih dan membiasakan anak  ‘bertugas’  punya andil membentuk  sikap mental mereka saat dewasa.

  Melatih anak mandiri  

sponge bob

Masih ingat episode tali sepatu  Sponge Bob?
Pelajaran menjadi mandiri dimulai dengan menugaskan anak,untuk menyelesaikan sendiri masalah sederhana yang mereka hadapi.

  Mengajarkan Tertanggung Jawab  

Terlalu pagi untuk ngobrolin soal kewajiban dan tanggung jawab pada anak.
Dalil berlembar - lembar itu,bisa dipahami dengan mendelegasikan satu tugas pada anak.
Memahami apa yang diharapkan pemberi tugas menjadikan anak siap, menjadi orang yang bisa diandalkan untuk menyelesaikan pekerjaan.

  Menghargai Proses Dan Hasil  Kerja  

Tidak seperti dalam dongeng, semua bisa terjadi dalam sekejap.Dalam dunia nyata ada proses, hingga tercipta sesuatu.

Ada proses belanja,memetik sayuran, mencuci , menyiapkan bumbu dan memasak sebelum sayur Kangkung siap disantap.

Dengan mengetahui panjangnya proses, timbul rasa bangga, hormat dan menghargai jerih payah orangtua.

  Mempererat  Solidaritas dan Rasa Kekeluargaan  
Melakukan suatu pekerjaan bersama,mempererat ikatan batin antara anggota keluarga.

Tolong menolong dalam menyelesaikan masalah dan rasa solidaritas ini akan bertahan seumur hidup.

  Memupuk Rasa Percaya Diri  
Perasaan mampu menyelesaikan tugas, akan memberi rasa bangga. Lalu tumbuh rasa percaya diri.

Situasi yang membuat anak berani mencoba dan  belajar sesuatu yang baru.

  Mengatur waktu - Tepat waktu  - Konsisten  
Dari pagi sampai siang berada di sekolah, sore abis  sholat Asar  ikut  TPA. Lalu ada tugas harian mencuci piring dan menyiram bunga dari Mama.

Kira – kira gimana caranya, supaya hari ini  bisa ikut bermain sepeda sama teman?

Saat berpikir bagaimana mengatur waktu,kapan bermain dan kapan ‘bertugas’, mereka sudang mempelajari konsep Time management.

Rangkain kegiatan harian yang berurutan,membiasakan anak tepat waktu.
Terlambat mengerjakan satu tugas,berdampak pada keterlambatan tugas berikutnya.

Keteraturan dan  terus menerus ( konsisten) dilatih dengan rutinitas harian. Kalau bunga – bunga tidak disiram setiap hari,resikonya bisa layu dan mati.

  Mengindentifikasi dan Menyelesikan  Masalah  
Kedengeranya masih terlalu dini bicara soal tugas rumah tangga sama anak. Tapi ala bisa karena biasa.

Terbiasa melihat,menemukan dan menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan rumah dan penghuninya menjadikan mereka cepat tanggap.

Nanti mereka bisa mengidentifikasi masalah, begitu melihat gejalanya.

  Menjaga kebersihan dan ketertiban  
Semua  senang melihat penampilan yang bersih rapih dan teratur. 

Beberapa bahkan menganalogikan hasil kerja dengan melihat penampilan fisik seseorang.

Kebersihan lingkungan,kerapihan dan keteraturan pribadi  ini tidak ujuk - ujuk (tiba- tiba) saja terjadi. Ada proses belajar dan pembiasaan  sejak kecil.

  Pembagian Tugas dan Bekerja Dalam Team  

Kalau baca iklan lowongan kerja, sering sekali menemukan point ‘dapat bekerja dalam team’. 

Mungkin ada yang mikir  apa susahnya sih kerja dalam team? Semua juga bisa.......
Oh tidak semudah itu Ferguso..........

Dalam sebuah team kerja, ada pembagian tugas yang disesuaikan dengan kompetensi tiap anggota.

Ada komunikasi yang menjelaskan hasil yang diharapkan.
Ada keterkaitan kerjasama yang menentukan, hasil akhir dari satu tugas yang diberikan.

Bahu membahu mengerjakan pekerjaan rumah tangga,adalah bentuk sederhana dari bekerja dalam team.

Bagaimana memulainya
Connect