Menjaring Ide Ala Travel Blogger Pemula
Bagaimana Menemukan Angle Yang Menarik Untuk Ditulis
Pernah gak sih kamu tiba di destinasi yang kenyataanya tidak sebagus yang di review orang-orang.Kadang kita sampe bengong sendiri bener enggak sih ini tempatnya. Masalahnya kepalang basah udah sampe sono,masak sih cuma duduk manyun sambil ngedumel dalam hati.
Nah, dari baca-baca artikel para suhu travel blogger aku mulai mengabaikan kesan pertama. Cobalah 'mengorek-orek’ tempat itu sampai menemukan sesuatu yang unik.
Dalam bahasa jurnalistiknya kita harus mencari angle sehingga destinasi itu menjadi asik untuk diceritakan. Namun tidak semudah itu Fergusho.....ada usaha yang harus dilakukan. Eh.....sebelum ngobrolin cari-cari sesuatu yang unik, penasaran gak sih kenapa kesan orang tentang objek wisata yang sama bisa berbeda?
Human Interest Dan Kesan Yang Berbeda Terhadap Destinasi Wisata
Kesan
bagus,asik, atau menarik itu subjektif banget.Bisa dipengaruhi
pengalaman,pekerjaan, cita-cita bahkan hobi. Kadang tempat itu jadi istimewa karena
kamu punya minat khusus yang berkaitan langsung atau gak langsung dengan apa yang dilihat di sana.
Nah,
contoh menarik tentang human interest dari destinasi yang sama. Seorang
angler (hobi mancing) ngajakin pacarnya yang beauty blogger eksplor kawasan
hutan mangrove. Kira-kira apa yang akan mereka ceritakan sepulangnya dari sana?
Angler,menulis review dengan penuh semangat
tentang ikan yang ada di kawasan tersebut.Tak lupa pula pada akhir artikel ia merekomendasikan
tempat itu sebagi spot memancing yang asik. Sementara beauty blogger hanya menulis
caption singkat. Mengungkapkan betapa membosankanya duduk menunggu berjam-jam
hanya untuk 6 ekor ikan.
Membandingkan
destinasi yang pernah dikunjungi sebelumnya
Pengalaman
yang berbeda menimbulkan kesan yang berbeda pula. Sudah jadi kebiasaa, kita membandingkan dengan apa yang pernah dilihat dan rasakan
sebelumnya. Misalnya kamu membandingkan pengalaman wisata air di Sungai Musi
dengan Chau Phraya River Cruise. Kesan
yang dirasa bisa lebih baik,lebih jelek,atau yahhhh B aja.
Konten Kreator Harus Positif Thingking dan Open Minded
Seperti
yang kita obrolin di atas ada beberapa faktor yang membuat destinasi itu tidak
berkesan. Tapi jangan baper bestie, biar gak rugi-rugi amat ada beberapa trik yang
bisa membangkitkan semangat di destinasi yang begitu – begitu aja.
Pertama berpikirlah positif, positive thingking yakin ajalah destinasi wisata apapun jenisnya
pasti ada hal menarik disana. Cerita jalan-jalan di pantai tidak semua isinya tentang pasir,ombak,dan air.
Jadilah
open minded,buka pikiran buka wawasan. Seperti yang kita obrolin di atas,biasa
aja menurut kita bisa saja luar biasa di mata yang lain. Sesuatu yang unik itu
bisa bermacam-macam bentuknya. Mungkin alam atau wahananya biasa-biasa aja,
tapi penduduknya punya tradisi atau kuliner yang unik.
Langkah
berikutnya bagaimana menemukan angle yang menarik di tempat yang menurutmu kurang
menarik?
Blusukan
di sekitar objek wisata
Setelah lihat kiri-kanan,lalu depan-belakang kamu masih belum bisa menemukan hal menarik.Gimana kalau jalan agak jauhan dikit atau blusukan di sekitar objek wisata itu. Selain dapat spot foto yang beda,cerita kamu juga pasti berbeda dari yang lain.
Apa yang kita cari saat belusukan
di sekitar obyek wisata? Misalnya nih, melihat aktivitas di warung jajanan tradisional,toko
souvenir,toko alat pertanian,toko alat pancing atau sanggar seni tradisional.
Seperti waktu aku ikutan tour ke Rumah Baba Boentjit di Palembang. Keterbatasan informasi tentang rumah Baba Boentjit membuat aku sulit mengembangkan cerita. Jadi sebelum pulang aku coba blusukan di rumah-rumah penduduk di belakangnya.Voila, hasilnya adalah dua artikel tentang pengrajin
lidi nipah dan rokok nipah.
Pengrajin Lidi Nipah Yang Jadi Bumbu Travel Story Di Rumah Baba Boentjit |
Interaksi
dengan orang-orang di sekitar
Berikutnya
ide bisa didapat dari interaksi dengan lingkungan. Masalahnya, entah karena alasan
bahasa atau alasan keamanan. Kita tuh agak-agak males untuk berinteraksi dengan
orang yang kita temui di objek wisata. Pada hal banyak ide yang bisa muncul
dari obrolan dengan sesama pengunjung kamu temui di sana.
Seperti yang kualami saat berkunjung ke pantai di Bengkulu
Selatan.Pas tiba di pantai itu aku sempat bengong.Aduh,beneran gak ada
apa-apanya di tempat ini. Sejauh mata memandang cuma laut berwarna kelabu dan
suara ombak berdebur kencang yang bikin nyali jadi ciut. Selain meja-meja
penjual opak ubi,tidak ada atraksi lain di pantai itu.
Wadoh,sudah
jauh-jauh kemari ternyata tidak seindah dan seasik yang direview orang-orang.Rasanya
tuh kesel ada nyesel juga iya.
Setelah berjalan hulu-hilir belum nemu angle yang menarik,aku duduk saja di tanggul pemecah gelombang. Selagi memeriksa foto-foto yang baru aku jepret,terdengar suara tawa dari tiga lelaki yang tadi kulihat memasang joran pancing. Uwow,mereka berhasil menangkap seekor ikan besar.
Buru-buru aku menghampiri mereka dengan jurus SKSD – Sok Akrab Sok Kenal Sok Dekat.Dimulai dengan pujian betapa besarnya ikan napoleon- Cheilinus undulates yang mereka dapat. Obrolan berlanjut ngarur ngidul tentang hal- hal menarik tentang pantai ini yang hanya di ketahui penduduk lokal.
Ikan Napoleon yang mengobati kesalku di Pantai Pasar Bawah |
Nah, dari blusukan dan ngobrol - ngobrol ternyata aku bisa mendapat angle yang menarik untuk membumbui cerita perjalanan. Jadi bestie, sekarang kalau mendarat di destinasi yang B aja kecewanya jangan lama-lama. Harus gerak cepat untuk cari-cari hal unik sebagai oleh-oleh dari sana.dona Juni 2023
Tags : Lifestyle
23 Comments
Ternyata bukan iklan saja yang salah ya, Mbak, promosi dari mulut ke mulut juga bisa ambyar. Penilaian memang subjektif. Unik untuk orang lain, B aja sama kita.
ReplyKesan setiap orang akan beda beda ya, apa lagi kalo tempatnya terlihat ramai dan sempat viral pas coba dateng ternyata B aja...
ReplyWah relate sih. Terkadang ngerasa ga semenarik yang dibuat review nya ketika udah sampe d tempat. Tapi bener sih, harus cari hal menarik krn setiap tempat menyimpan keunikan tersendiri
ReplyHehehe, saya pun suka clueless mau nulis apaan lagi yang belum dibahas orang lain soal tempat wisata. Kadang terlalu mainstream, tapi sayang jg kalau nggak dituliskan karena pasti banyak orang yang cari...
Replyhihihiii nampoolll bgt ini mba
Replykarena aku jg bbrp kali kek giniii
mkaasiiii idenya ya
Wah blusukan ini hobi aku. Soalnya bisa banyak mengamati kayak konflik sosial, kebiasaan setempat, bahkan banyak hal-hal lain yang terlewatkan dari liputan mainstream
Replyiya nih,
Replykalo bisa ngasih sudut pandang yang berbeda,
maka pembaca lebih seru dalam berimajinasi
ada berbagai angle yang yang bisa ditulis dalam catatan perjalanan kita. saya sendiri masih suka bingung mau nulis apa kalau mengunjungi tempat wisata tapi kurang eksplor gitu kayak kemarin pas ke kebun raya bogor.
ReplyWah iya juga ya. Kita harus mencari sisi unik dari sebuah destinasi wisata. Karena kalau melihat sekilas saja maka belum ditemukan ciri khasnya.
ReplySeriinggg banget Mba hihihi. Sebenarnya, travel blogger penting banget sih buat wawasan tempat2 wisata tertentu apalagi tempat wisata di daerah terpencil dan bukan "kota wisata", kita perlu banget informasi lebih ttg lokasi wisata itukan. Cuma sekarang ini kamera udah canggih, ibarat kata tempat wisatanya cuma kubangan doang bisa jadi estetik wkwkkwk.
ReplyPR banget nih ya buat kita yang suka reviu2 tempat wisata gini.
Aku pun sering blank kalon nulis, soalnya orang lain sudah melakukan hal yang sama juga. Masya Allah
ReplyIde nya bagus banget. Kadang dengan interaksi yang dilakukan membuat sebuah tulisan jadi lebih berisi
ReplyBetul sekali Mbak. Kadang apa yang dilihat orang menarik belum tentu sama dengan yang kita lihat. Semuanya subjektif. Saya pun sebelum pergi ke suatu tempat yang didapat dari review biasanya senang membandingkan dulu dengan foto-foto yang ada di google. Sekadar menjaga ekspektasi hehehe.
ReplyBisa jadi masukan buatku nih mba, kadang kalo traveling kurang menggali sisi humanis, dkk. Kesannya kayak sama aja gitu tulisannya dengan orang lain
ReplyBetul itu. Kalau kita jeli, bisa menulis dari berbagai sudut pandang ya. Blusukan pasti akan menemukan hal yg belum tentu dilihat oleh yg lain.
ReplySayangnya kalau saya suka malas duluan akhirnya lupa. Hehehe
Baiklah kak, hehehe memang bener nih kadang pas sampai gak sesuai ekspektasi, seperti udah tidak terawat. Sepi dan sepertinya memang di hari hari libur dan hari besar wajah penampakan akan berbeda.
ReplySeriously, aku tuh kagum banget sama travel blogger yang bisa menuliskan sebuah tempat dengan cara yang deep information not just a comment. Gimana pembaca jadi tertarik, aku rasa ini memang cara sang penulis menyajikan angle yang tepat dan gaya persuasi penulisan yang objektif.
ReplyWah iya, menulis artikel travelling itu susah susah gampang ya mbak
ReplySaya suka bingung sendiri kadang, baca artikel ini jadi punya pandangan baru tentang bagaimana menulis artikel travelling
kalau aku dateng ke suatu tempat baru dari hasil review temen temen yang banyak bilang ga bagus misalnya, tapi aku berusaha enjoy aja di tempat itu, karena perspektif tiap orang beda-beda, ada sisi menarik lain yang bisa diulik dan buat kita malah menarik
ReplyWah saya belum sampai ke sana mbak. Bener juga sih kudu blusukan dan ngobrol sama orang lokal supaya dapat cerita menarik
ReplyWah saya belum sampai ke sana mbak. Bener juga sih kudu blusukan dan ngobrol sama orang lokal supaya dapat cerita menarik
Replyiya subjektif banget ya
Replynah itu dia,kita teroesona ama foto dan video kece padahal....editan
Reply