4 Menunggu LamaranAlasan Wanita Menikah Bukan Karena Lelah Bekerja
Girls,belum lama nih ada postingan “ kalau wanita
lelah bekerja nikah aja” yang rame di komen
dimana-mana.
Aku punya feeling nih, yang udah nikah trus baca anjuran tersebut diatas pada ngakak
Aku punya feeling nih, yang udah nikah trus baca anjuran tersebut diatas pada ngakak
“ aih diriku
udah capek nih kerja pulang pagi balik malem , diriku mau nikah ah
biar bisa nyantai kayak dipantai “
Kalau semudah itu alasan wanita (
pilihan katanya kayak zaman orba deh nek)
mau nikah, halah kebayang gak gimana jadinya.
Rumahtangga Indonesia dipenuhi emak-emak obesitas, yang nemplok di depan TV sesegukan nonton drama Korea.
Rumahtangga Indonesia dipenuhi emak-emak obesitas, yang nemplok di depan TV sesegukan nonton drama Korea.
Sementara itu, cafe penuh sesak dengan
Pahmud ( Papah muda cuy) yang
bete. Curhat sama Miss
Understanding, soal bininya yang bertingkah bak Ratu yang gak mau lagi pegang sapu.
NO, aku tuh gak lagi ngomongin
soal my body my choice ( slogan feminis
) atau soal emansipasi wanita ( bulan April sudah lewat ).
Setelah ngobrol-ngobrol dengan beberapa temen lelaki dan wanita yang udah nikah maupun single, aku
menyimpulkan sesuatu.
FAKTANYA ( ala –
ala Fenny Rose ) tak satupun dari mereka
yang menyatakan alasan menikah atau
memilih calon suami itu karena lelah bekerja.
Punya penghasilan sendiri itu, ternyata gak cuma baik untuk dapur rumah. Emak-emak yang punya penghasilan sendiri, mengaku jadi percaya
diri, ada semangat belajar hal baru dan lebih
bahagia dibandingkan yang cuma menunggu
jatah suami.
Lah terus kalau masih harus cari duit online atau off line, apa dong alasan memilih pasangan hidup lalu menikah?
Menurut survey kecil-kecilan aku tuh, ini alasan-alasan wanita menikah yang
bukan karena lelah bekerja. Ini wishlist mereka.
Menikah karena sudah mapan
secara ekonomi
Jangan merasa bersalah, kalau memilih orang karena kemampuan ekonominya. Sejahtera
secara finansial, itu hak azazi manusia. Disaat dirimu dan dirinya, sudah lepas
dari mabuk asmara maka berhitungpun dimulai. Indikator mapan ini, amat
kondisional. Yang tinggal di kampung tepi sungai, tentu beda dengan cewek
metropolis.
Buat yang suka bilang cewek mata duitan,
I tell you gak cuma wanita yang memburu pria-pria berduit. Dizaman milenial gini, banyak ditemui cowok matre. Grafik cowok matre, yang memburu rupiah semakin hari semakin naik
I tell you gak cuma wanita yang memburu pria-pria berduit. Dizaman milenial gini, banyak ditemui cowok matre. Grafik cowok matre, yang memburu rupiah semakin hari semakin naik
Perlu diwaspadai keberadaan para Mokod ( gak perlu ditulis
kapenjanganya) disekitar kamu. Segala gaya
hidup hedonis, bikin banyak penampilan tidak sesuai isi kantong.
Menikah karena
Punya
visi yang sama
Visi yang dimaksud nih, bukan slogan membentuk keluarga kecil bahagia dan
sejahtera ituuuu .
Tapi visi soal pengembangan diri mereka
dimasa depan.
Kalo pacar kamu itu penulis, artis
atau pekerja kreatif biasanya akan mengisyaratkan
pasangan dengan satu visi. Beberapa orang tidak mau idealisme mereka dalam
berkarya, tergangu pasangan yang punya visi berbeda.
For your information menurut KBI, visi itu artinya pandangan atau wawasan
ke depan.
In my humble opinion, visi itu sesuatu yang berkembang seiring waktu. Bisa
aja, salah satu dari keduanya kemudian bertemu “visi” baru yang lebih kekinian
visi lama mungkin saja ditinggalkan. Itu juga kali yee yang jadi sebab banyak
artis dan selebitis yang bubar.
Menikahi Pasangan Yang Tak Banyak Menuntut
Siap menerima dia apa adanya!
Pernyataan dua insan yang sedang dalam
masa”suka-sukanya’. Bisa dipastikan salah
satu dari mereka adalah keras kepala dan suka-suka gue lah. Kamu harus pikir empat – lima kali, kalo pacar ngajak nikah dengan syarat siap terima dia apa adanya. Resikonya
berat cyyyyyn
Para expert bilang, gak ada pernikahan awet kalau semua bertahan dengan”apa
adanya” dia sebelum menikah. Pernikahan memerlukan tolerasi dan kerjasama, yang
kadang membuat perubahan itu menjadi wajib.
Diluar soal jodoh itu di tangan Tuhan, kamu
juga mesti smart mengukur diri.
Aku bilang sih, pasangan hidup itu ibarat “masalah” maka jangan pilih masalah yang tidak akan sanggup kita selesaikan.
Aku bilang sih, pasangan hidup itu ibarat “masalah” maka jangan pilih masalah yang tidak akan sanggup kita selesaikan.
Alasan menikah karena satu suku atau satu agama
Cerita klasik soal cinta terlarang karena beda suku, membuktikan dua point ini masih laris dipasaran.
Soal suku, penting juga dipertimbangkan. Semakin berbeda kebudayaan,
semakin sulit smenyesuaikan diri dengan
lingkungan keluarga. Rasa tidak nyaman atau tidak diterima, bisa jadi
pemicu keributan.
Bicara soal agama, satu dalam agama membuat kita merasa satu tujuan dalam
perahu yang sama. Dalam beberapa kasus, penekanan memilih pasangan karena
agama akhirnya menjadi boomerang. Menuntut iklas luar dalam, kerelaan dan
komitmen jangka panjang. Hmmmm siap gak loh, kalu tiba-tiba ketahuan suami
tercinta berpolygami ?
Girls, sebagai warga negara Indonesia
ngerti dong, keluarga dan
lingkungan sosial ikut mempengaruhi keputusankamu menikah. Tak cuma kita yang menentukan, kapan kita
harus nikah atau kriteria lelaki yang pantas
menikahi kita.
Soal Kriteria ini cocok-cocokan juga, abstak gitu. Kadang bisa dilihat dengan mata telanjang, yang lain pake mata bathin aja.
Soal Kriteria ini cocok-cocokan juga, abstak gitu. Kadang bisa dilihat dengan mata telanjang, yang lain pake mata bathin aja.
Maunya sih, semua kriteria terkumpul dalam satu sosok. Itu cuma mimpi kali
yeeeee
Akhirnya, kita tuh harus realis. Fokus pada bagian dirinya, yang kamu
suka. Lalu belajar menahan emosi, pada
bagian yang tidak masuk wishlist Berkompromi menjadi life skill, untuk
bahagia dalam hidup. Termasuk juga,
urusan memilih pasangan hidup.
Nah kamu ada wishlist alasan say I do ?
Boleh dong berbagi dikomen dan jangan lupa tinggalin link nanti diriku mengunjungi blogmu 💨
Boleh dong berbagi dikomen dan jangan lupa tinggalin link nanti diriku mengunjungi blogmu 💨
*** donasaurus.com
Tags : Lifestyle