Oktober 07, 2018

4 Menunggu LamaranAlasan Wanita Menikah Bukan Karena Lelah Bekerja


" menulis di pasir pantai"


Alasan Wanita Ingin Menikah

 Girls,belum lama nih ada postingan “ kalau wanita lelah bekerja nikah aja” yang rame di komen  dimana-mana. 
Aku punya feeling nih, yang udah nikah trus baca anjuran tersebut diatas pada ngakak

  aih  diriku  udah capek  nih  kerja pulang pagi balik malem ,  diriku mau nikah  ah  biar  bisa nyantai kayak dipantai “
 
Kalau semudah itu alasan  wanita ( pilihan katanya kayak zaman orba  deh nek) mau nikah, halah kebayang  gak  gimana jadinya.  

Rumahtangga Indonesia dipenuhi emak-emak obesitas, yang  nemplok  di depan TV  sesegukan  nonton drama Korea. 
Sementara itu, cafe penuh sesak dengan  Pahmud ( Papah muda cuy) yang  bete.  Curhat sama Miss Understanding, soal bininya yang bertingkah bak Ratu yang  gak mau lagi pegang sapu.

NO, aku tuh gak lagi  ngomongin soal  my body my choice ( slogan feminis ) atau soal emansipasi wanita ( bulan April sudah lewat ).

Setelah ngobrol-ngobrol dengan beberapa temen lelaki dan wanita  yang udah nikah maupun single, aku menyimpulkan sesuatu. 

FAKTANYA  ( ala – ala Fenny Rose )  tak satupun dari mereka yang  menyatakan alasan menikah atau memilih calon suami itu karena lelah bekerja.

Punya penghasilan sendiri itu, ternyata gak cuma baik untuk  dapur rumah. Emak-emak  yang punya penghasilan sendiri, mengaku jadi percaya diri, ada semangat belajar hal baru  dan lebih bahagia dibandingkan yang  cuma menunggu jatah suami.

Lah terus kalau masih harus cari duit online atau off line,  apa dong alasan memilih pasangan hidup lalu menikah?
Menurut survey kecil-kecilan aku tuh, ini alasan-alasan wanita menikah yang bukan karena lelah bekerja. Ini wishlist mereka.

Menikah karena sudah mapan secara ekonomi

Jangan merasa bersalah, kalau memilih orang karena kemampuan ekonominya. Sejahtera secara finansial, itu hak azazi manusia. Disaat dirimu dan dirinya, sudah lepas dari mabuk asmara maka berhitungpun dimulai. Indikator mapan ini, amat kondisional. Yang tinggal di kampung tepi sungai, tentu beda dengan cewek metropolis.

Buat yang suka bilang cewek mata duitan,
 I tell you  gak cuma wanita yang  memburu pria-pria berduit. Dizaman milenial gini, banyak ditemui cowok matre. Grafik cowok matre, yang memburu rupiah semakin hari semakin naik 

Perlu diwaspadai keberadaan para Mokod ( gak perlu ditulis kapenjanganya) disekitar kamu. Segala gaya hidup hedonis, bikin banyak penampilan tidak sesuai isi kantong.

 Menikah karena  Punya visi yang sama

Visi yang dimaksud nih, bukan slogan membentuk keluarga kecil bahagia dan sejahtera ituuuu .
Tapi visi soal pengembangan diri mereka  dimasa depan.
Kalo pacar kamu itu  penulis, artis atau pekerja kreatif  biasanya akan mengisyaratkan pasangan dengan satu visi. Beberapa orang tidak mau idealisme mereka dalam berkarya, tergangu pasangan yang punya visi berbeda.

For your information menurut KBI, visi itu artinya pandangan atau wawasan ke depan.

In my humble opinion, visi itu sesuatu yang berkembang seiring waktu. Bisa aja, salah satu dari keduanya kemudian bertemu “visi” baru yang lebih kekinian visi lama mungkin saja ditinggalkan. Itu juga kali yee yang jadi sebab banyak artis dan selebitis yang bubar.

 Menikahi Pasangan Yang Tak Banyak Menuntut

Siap menerima dia apa adanya!
Pernyataan dua insan yang sedang dalam masa”suka-sukanya’. Bisa dipastikan salah satu dari mereka adalah keras kepala dan suka-suka gue lah. Kamu harus pikir empat – lima kali, kalo pacar ngajak nikah dengan syarat  siap terima dia apa adanya. Resikonya berat  cyyyyyn

Para expert bilang, gak ada pernikahan awet kalau semua bertahan dengan”apa adanya” dia sebelum menikah. Pernikahan memerlukan tolerasi dan kerjasama, yang kadang membuat perubahan itu menjadi wajib.

Diluar soal jodoh itu di tangan Tuhan, kamu  juga mesti  smart mengukur diri. 
Aku bilang sih, pasangan hidup itu ibarat “masalah” maka jangan pilih masalah yang tidak akan sanggup kita selesaikan.

  Alasan menikah karena satu  suku atau satu agama

Cerita klasik soal cinta terlarang karena beda suku, membuktikan  dua point ini masih laris dipasaran.
Soal suku, penting juga dipertimbangkan. Semakin berbeda kebudayaan, semakin sulit smenyesuaikan diri dengan  lingkungan keluarga. Rasa tidak nyaman atau tidak diterima, bisa jadi pemicu keributan.

Bicara soal agama, satu dalam agama membuat kita merasa satu tujuan dalam perahu yang sama.  Dalam beberapa kasus, penekanan memilih pasangan karena agama akhirnya menjadi boomerang. Menuntut iklas luar dalam, kerelaan dan komitmen jangka panjang. Hmmmm siap gak loh, kalu tiba-tiba ketahuan suami tercinta berpolygami ?

Girls, sebagai warga negara Indonesia  ngerti  dong, keluarga dan lingkungan sosial ikut mempengaruhi keputusankamu menikah.  Tak cuma kita yang menentukan, kapan kita harus nikah atau kriteria lelaki yang pantas  menikahi kita. 

Soal Kriteria ini cocok-cocokan juga, abstak gitu. Kadang bisa dilihat dengan mata telanjang, yang lain pake mata bathin aja.

Maunya sih, semua kriteria terkumpul dalam satu sosok. Itu cuma mimpi kali yeeeee

Akhirnya, kita tuh harus realis. Fokus pada bagian dirinya, yang kamu suka.  Lalu belajar menahan emosi, pada bagian yang tidak masuk wishlist  Berkompromi menjadi life skill,  untuk bahagia  dalam hidup. Termasuk juga, urusan memilih  pasangan hidup.

Nah kamu ada wishlist alasan  say I do ? 
Boleh dong berbagi dikomen dan jangan lupa tinggalin link nanti diriku mengunjungi blogmu 💨
*** donasaurus.com

Tags :

bm
Created by: Donasaurus

Feel free to connect with me on social media or leave me a comment lways be super happy to have a little chat about your ideas and opinions Love Dona

Connect