Jelajah Pantai Bengkulu: Dari monyet, ikan asin, cuba sampai galangan kapal
Traveller zaman now biasanya nggak puas,cuma
mampir ke obyek – obyek wisata mainstream.Kepo soal ini dan itu sama ‘local people’ itu asik banget. Sekadar ngobrol -
ngobrol sama Akang penjual ketan uli di
Lembang – Bandung.Tanya - tanya dimana
warung halal, sama penjaga toko souvenir di Kuta - Bali.Mengulik hal menarik,
yang belum diulas dalam travel story orang lain
------------------------
Nih aku bagi cerita blusukan, sepanjang pantai Kota Bengkulu
tahun lalu. Sapa tahu bisa jadi refrensi kamu, yang punya rencana liburan ke
sana.
Pantai di Kota Bengkulu
First of all Kota Bengkulu luasnya sedang – sedang
saja. Jadi nggak khawatir bakal nyasar
atau kehilangan arah. Bisa dibilang semua yang ada plang nama di area
ini, bisa ditemukan di google.
Alasan ke dua sebagai kota pesisir pastilah banyak
hal – hal menarik, yang bisa ditelisik dari kehidupan tepin pantainya.
Yang ke tiga obyek wisata Kota Bengkulu bertebaran,
tidak jauh dari pesisir pantai. Jikalau nggak ada juga yang menarik
perhatian,aku bisa langsung mampir ke salah satu obyek wisata.
![]() |
Peta pantai Bengkulu- google map |
Bermotor lebih praktis dan ekonomis
Namanya blusukan enggak bisa diprediksi, sampe
dimana atau berapa lama. Apalagi ambisiku kali ini, menyelusuri dari ujung ke
ujung Pantai Panjang, Pantai Berkas, Pantai Malabero, Tapak paderi sampai
Pantai Jakat.
Jadi lebih praktis dan ekonomis, kalau motor –
motoran aja. Jadilah aku bertualang bersama motor Astrea jadul,boleh minjem
dari kakak ipar.
Mampir pertama di konservasi mangrove,Kuala Alam
- Pantai Panjang. Sekitar jam 9 pagi aku
tiba, di gerbang hutan mangrove. Petugas loket belum datang jangan salahkan ,
kalau diriku melipir masuk gratisan wk wk ckk ckk
![]() |
Tarif Retribusi Hutan Mangrove Bengkulu |
Kamu yang baru pertama main ke sini,sebaiknya
jangan datang sendiri. Yah sekadar berjaga – jaga, soalnya jalan setapak
diantara pohon cemara jarum lumayan sepi.
Bisa jadi kamu enggak bakal ketemu satu
manusiapun, sampai nanti di ujung kuala. Spot tongkrongan favorit, para pemancing.
Dari cerita seorang pemancing yang kebetulan
ketemu, sekitar 4 tahun lalu warna air di kualo ini bening kehijau- hijauan.
Pembangunan tanggul dan wave breaker,membuat air
laut di kuala seperti terkurung. Akhirnya air di Kuala Alam, sekarang menjadi
butek.
Tapi namanya pantai, tetap bisa dinikmati suasananya. Setelah foto – foto sebentar, cap cus aku
melanjutkan perjalanan.Dan petugas di loket tiket, belum juga datang.
Dibanding pantai - pantai yang lain Pantai Panjang lebih dahulu dikenal,sebagai obyek
wisata di Bengkulu. Cemara jarum yang menaungi dan angin sepoi- sepoi, bikin kita betah
berlama – lama di sini.


Sekitar 500m dari gerbang hutan mangrove,berbaris beberapa cottage, bar dan karaoke. Nggak cuma itu kalau bosen liat pantai, kamu bisa masuk Bengkulu Indah Mall atau nonton di bioskop XXL. Jarak pusat belanja dan hiburan di sepanjang Pantai Panjang, cuma sekitar 200 meter dari bibir pantai.
Yang lumayan mengangu, adalah penjual sayur-
mayur. Lapak cabe - bawang bertebaran di sepanjang jalan.
Kebayang deh kalau nggak segera ditertibkan, nggak lama lagi Pantai Panjang punya pasar sayur tradisional sendiri.
Kebayang deh kalau nggak segera ditertibkan, nggak lama lagi Pantai Panjang punya pasar sayur tradisional sendiri.
Rental Sepeda
Perjalanan aku lanjutkan sampai di depan Bengkulu sport center. Mampir dulu untuk kepoin abang, yang jaga rental sepeda.
Perjalanan aku lanjutkan sampai di depan Bengkulu sport center. Mampir dulu untuk kepoin abang, yang jaga rental sepeda.
Usaha rental ini dimulai tahun 2011, dengan modal awal 2 sepeda. Sekarang Rental Sontang udah punya 3 cabang, dengan seratusan unit sepeda.Waktu ditanya omsetnya si abang cuma bilang, yah lumayanlah.
![]() |
Yang mau ngerasain sensasi puter – puter pantai, sambil naik sepeda juga bisa . Tarif rental sepeda dari 15-30.000 rupiah, tergantung tipenya ( single atau tendem). |
Sate Ceker - Pantai Berkas
Enggak ada rambu – rambu atau gerbang, yang
menandai batas antar pantai. Cuma kebiasaan aja secara tradisional dari
perempatan sini ke perempatan sono, namanya pantai apa gituh. Secara visual kita bisa ,merasakan
perubahan suasana di tiap pantai. Setiap
pantai punya habitat dan ekosistemnya
sendiri.
Taman Pantai Berkas - Bengkulu Bisnis
Sekarang ada taman yang menjadi penanda batas,
Pantai Panjang dan Pantai Berkas.Taman ini punya anjungan ridging,dengan pemandangan
ke arah pantai.
Memasuki wilayah Pantai Berkas, pohon cemara jarum
mulai berkurang. Rumah penduduk mulai rapat dan
tenda payung penjual Sate Ceker
bermekaran di pantai.
Heran juga ini di tepi pantai, dan dekat kampung
nelayan. Tapi kuliner yang ditawarkan, tidak ada sesuatu yang beraroma laut.
Ada segitu banyak kuliner khas Bengkulu, masa sih
nggak ada satupun yang bisa dijual sebagai kuliner murah meriah dibanding ceker
ayam.
Kalau sudah terlihat kapal – kapal cadik di pantai
dan lapak ikan asin berjejer, maka anda sudah memasuk Pantai Malebero.
Malebero kemungkinan pelapalan lidah lokal, untuk menyebut
Marlborough. Yup bener nama benteng Inggris di Bengkulu, yang lokasinya kurang
dari 1 kilo dari Pantai Malebero.
Disamping lapak ikan asin aku melihat seorang lelaki,sedang merenda jaring
ikan. Ahhh ini unik nih, aku belum tahu
apa – apa soal jaring ikan. Langsung melipir parkir, di bawah pohon waru.
Aroma khas kampung nelayan,langsung on begitu aku buka helem. Setelah bilang numpang berteduh, aku
lesehan di pasir tak jauh dari tempatnya bekerja.
Obrolan
mengalir setelah berbasa –basi, tanya asal dan keperluan. Tangannya
terampil sekali menyimpulsenar(nylon) dengan semacam alat berujung lancip.
![]() |
Cuba- jarum jaring |
Alat iko apo namonyo ?
Oh iko Cuba...... kalo di toko alek pancing kecek
ajo jarum jaring ...tau la orang tu kelak
Aku bertanya alat ini apa namanya?
Dengan logat Bengkulu yang khas ia menjawab, ini
namanya Cuba. Kalau di toko alat pancing bilang saja jarum jaring. Mereka udah
tau kok.........
Teman ngobrolku ini bernama Edison, asli Pantai Malabero. bekerja ia menjelaskan padaku,
tentang ukuran benang senar dan lobang
jaring.
Besarnya lobang jaring mempengaruhi besar dan jenis ikan,yang kemungkinan tertangkap. Jadi ingat pukat harimau,yang amat rapat bisa menjaring anak – anak ikan.
Setelah dilarang istri melaut Pak Edison mengisi harinya, dengan jualan ikan atau memperbaiki pukek (jaring - Bengkulu) yang rusak.
Besarnya lobang jaring mempengaruhi besar dan jenis ikan,yang kemungkinan tertangkap. Jadi ingat pukat harimau,yang amat rapat bisa menjaring anak – anak ikan.
Obrolan kami terhenti, tiba – tiba terdengar
teriakan . Terlihat satu perahu nelayan, baru
saja menepi. Beberapa pemuda bergegas
menyongsong perahu, yang berhenti di air setinggi dada orang dewasa.
Dari dalam perahu mereka mengoper krat ikan,hasil
tangkapan mereka semalam.Dulu sebelum
kenal wadah plastik mereka memakai bakul dari rotan, yang disebut untuk
menampung tangkapan.
![]() |
Jemuran ikan asin di Pantai Malebro |
Sudah beberapa tahun belakangan, tangkapan menurun drastis. Setelah melaut semalaman kadang cuma dapat beberapa ekor.
Kadang idak cukup ndak mabayar minyak e
Kadang tidak cukup untuk membayar minyak ( perahu)
Sekarang
pemuda- pemuda kampung nelayan lebih memilih jadi tukang bangunan, yang penghasilanya lebih menjanjikan.
Menjelang tengah hari, seorang gadis kecil mendekat. Ternyata cucu Pak Edison yang memangilnya pulang, untuk makan siang. Pak Edison pamit makan siang dan aku pamit melanjutkan perjalanan menuju Tapak Paderi.
Menjelang tengah hari, seorang gadis kecil mendekat. Ternyata cucu Pak Edison yang memangilnya pulang, untuk makan siang. Pak Edison pamit makan siang dan aku pamit melanjutkan perjalanan menuju Tapak Paderi.
Pantai Tapak Paderi
Memasuki kawasan ta pak paderi rumah semakin rapat.Wilayah ini sudah jadi pusat perdagangan sejak zaman Inggris.
Beberapa ruko dan gudang kuno, beraksitektur Melayu - Eropa masih bisa dilihat disini. Awalnya mayoritas penduduk kawasan ini adalah etnis Tionghoa. Karena itu namanya Kampung China.
Dari kejauhan terlihat Benteng Marlborough,yang jadi ikon obyek wisata Bengkulu.
Beberapa ruko dan gudang kuno, beraksitektur Melayu - Eropa masih bisa dilihat disini. Awalnya mayoritas penduduk kawasan ini adalah etnis Tionghoa. Karena itu namanya Kampung China.
Dari kejauhan terlihat Benteng Marlborough,yang jadi ikon obyek wisata Bengkulu.
Benteng ini masih berdiri, dengan kokoh di atas
bukit. Dari sini terhampar pemandang perkampungan dan laut lepas.
Sekarang di area ini bermunculan spot – spot foto
kekinian dan jadi pusat kuliner dimalam
hari.
![]() |
Pondok sandal Jodoh - Tapak Paderi |
Menjelang tengah hari, matahari mulai terik. Aku celingak – celingkuk cari tempat asik untuk berteduh.Tak jauh dari Pondok Sandal Jodoh, terlihat kapal yang sedang dalam pengerjaan.
Sreet aku melipir mampir ke warung kecil, di depan kapal. Sambil bilang numpang berteduh, aku mulai kepo tanya – tanya.
Uncu ( tante - Bengkulu) yang punya warung bilang,kapal
itu pesanan sebuah instansi. Tapi dia nggak jelas juga, instansi mana. Saat kesana pekerjaan sedang terhenti, karena sang
pembuat kapal menunggu pesanan kayu.
Sebelum pamit aku minta bantuan mantunya
Uncu,untuk foto aku di dekat kapal. Alhamdulilah hasilnya
lumayan bagus, untuk kelas HP jadul.
Perjalanan dilanjutkan,menuju muara di
Pasar Bengkulu.
Galangan kapal – Pasar Bengkulu
![]() |
Googling saja lokasi Tugu Perjuangan Rakyat Bengkulu – Pasar Bengkulu. Galangan kapal yang aku ceritakan ini, berada tak jauh dari tugu itu. |
Pasar Bengkulu lokasinya di Muara Bangkahulu, pertemuan antara Sungai Serut dan Pantai Jakat. Di tepi Sungai Serut ada beberapa galangan( workshop), yang sedang membuat kapal.
Di lapangan kecil Tugu Perjuangan Rakyat Bengkulu, terlihat kayu-kayu sedang dijemur.
Masih penasaran mengenai peroses pembuatan kapal, aku ngikuti seorang lelaki, yang sedang mengangkut kayu.
Pekerja galangan awalnya agak sedikit kaget
melihat emak-emak, yang " sok akrab sok kenal sok dekat
" (SKSD) mampir ke bengkel kerja mereka.
Aku menduga mereka mungkinbelum pernah, mendengar istilah blogger.
Sedang survey untuk karya ilmiah, adalah jawaban dari pertanyaan untuk apa aku bertanya-tanya.
Sedang survey untuk karya ilmiah, adalah jawaban dari pertanyaan untuk apa aku bertanya-tanya.
Informanku namanya Zainal (30) saat aku
datang ia sedang menyisipkan benang, untuk menutup ( memampatkan) celah diantara papan-papan
agar kapal kedap air.
Benang yang
digunakan, mirip sumbu kompor. Zainal cerita untuk kapal ukuran lebar 4
meter dan panjang 20 meter, diperlukan 80 kg benang.
Jika semua lancar pekerjaan menyisipkan benang ini
bisa selesai dalam satu minggu.
Pengrajin kapal di Pasar Bengkulu hanya
mengerjakan dua jenis kapal,yaitu kapal bagan dan cadik
Kapal Bagan dan Kapal Cadik
Kapal bagan dengan lebar 4-6 meter dengan panjang 20 meter dikerjakan
3-5 orang dalam waktu sekitar 4 bulan.
Sementara perahu
Cadik dengan tambahan bilah-bilah
kayu dikedua sisi luar, diselesaikan antara 1-2 bulan saja.
![]() |
Rangka Kapal - Pasar Bengkulu |
Melihat ukurannya, kapal-kapal ini nampaknya bukan
kapal antar pulau atau antar benua.
Digunakan untuk, pelayaran pendek
dan nelayan lokal.
Zainal bekerja berdasarkan pesanan saja. Dalam
satu tahun paling banyak mereka bisa membuat, 3-4 kapal bagan saja.
Bila tak ada pesanan, mereka mencari nafkah dengan melaut sebagai nelayan
, tukang bangunan, atau berkebun. Usai
poto – poto dan bilang terimakasih, aku pamit pulang.
Sempat melirik jam di Hpku, OMG sudah hampir jam 1 siang. Nggak terasa hampir 4 jam aku bertualang. asiknya mampir dan ngobrol sana –
sini,sampai lupa waktu.
Aku pulang melalui rute yang berbeda,melewati jalan protokol. Next aku ceritain waktu aku mampir ke rumah keluarga Tabot Panglima di Kampung bali***donasaurus
Aku pulang melalui rute yang berbeda,melewati jalan protokol. Next aku ceritain waktu aku mampir ke rumah keluarga Tabot Panglima di Kampung bali***donasaurus
Tags : Traveling