Agatha Christie Little Grey Cells Dari Ruang Farmasi
![]() | |||
Dalam suatu interview, perempuan kelahiran Torquay – Devon 15 September 1890 ini mengaku, tidak pernah menempuh pendidikan formal. Bahkan, tamat sekolah dasar reguler juga tidak.
Lalu gimana ceritanya, ia yang tidak pernah sekolah, bisa jadi penulis berbahasa Inggris, dengan tingkat keterbacaan yang hanya mampu disaingi, oleh Alkitab dan Shakespeare
Imajinasi Dari Ruang Farmasi
Torquay 1914. Perang dunia pertama, mulai berkecamuk di Eropa.
Miss Agatha Miller baru beberapa bulan, menjadi Mrs Agatha Christie. Suaminya Archibal Christie, seorang perwira angkatan udara Inggris.
Sementara suami ke medan perang, Agatha memutuskan menjadi tenaga sukarela. Jadilah ia relawan, Rumah Sakit Perang ( War Hospital) Torquay . Sempat tugas dibagian unit perawatan, sebelum berjaga di unit farmasi.
Agatha bercerita, bagian farmasi hanya ramai, pada jam tertentu saja. Usai beberes, mencatat ketersediaan barang, kemudian menyiapkan pesanan unit lain, tak banyak hal yang dikerjakan. Nah, sambil menunggu lonceng pulang, ia mengisi waktu dengan membaca dan ber imajinasi.
Sejak kecil, Agatha sudah gemar menulis. Penting untuk diketahui, ia belajar baca - tulis mandiri di rumah. Ibunya, Clara Miller berkeras Agatha baru akan diajar membaca, kalau sudah berumur 8 tahun.
Karena tidak berguru, ia kesulitan memahami, tata bahasa Inggris. Bersama kakak perempuanya Madge, yang juga hobi menulis, Agatha belajar menuliskan kalimat. Merangkai kata hingga sesuai, dengan kaidah bahasa Inggris. Ia mengingat , menulis adalah caranya, berlatih berkomunikasi.
Buku tulis berisi kumpulan puisi, yang ditulisnya masa kanak – kanak,masih tersimpan rapi di perpustakaan keluarga di Greenway House – Devon.
Ditantangan Menulis Cerita Misteri
Madge dan Agatha sering mereview buku, yang mereka baca. Suatu malam usai membaca novel misteri, Agatha bilang, ia punya ide cerita yang lebih menarik.
Madge mengenal adiknya, dengan baik. Ia sudah bisa menebak plot, yang ada dalam imajinasi Agatha. Ia menantangnya, menulis cerita misteri, yang tak mudah ditebak pelakunya.
Biar lebih semangat, Madge memberikan tantangan ke dua. Agatha harus menawarkan, skrip novel misterinya pada publisher.
Sekedar info skrip novel roman, yang ditulis Agatha beberapa tahun sebelumnya, sudah ditolak penerbit. Madge pikir, tak ada salahnya memutar haluan. Siapa tahu , hoki Agatha ada dicerita misteri. Tantangan diterima.
Sambil bekerja di ruang farmasi, ia serius merancang plot cerita misteri. Agatha memutuskan, untuk mengambil tema misteri pembunuhan dengan bumbu drama rumah tangga. Alasan sederhana, kasus pembunuhan selalu jadi perbincangan. Begitu juga dengan cerita misteri pembunuhan, pastilah akan membuat penasaran pembaca.
Tak
punya waktu, untuk riset. Ia mencuplik
lokasi, profesi,dan orang – orang,yang
ditemuinya hari – hari, menjadi bagian cerita.Lengkap dengan suasana perang, dan para pengungsi Belgia.
The Mysterious Affair at Styles
Kematian mendadak nyonya Emily Inglethorop, jadi topik utama. Kota kecil Essek dan rumah besar bernama Styles, adalah tempat kejadian perkara.
Diceritakan Emily Inglethrop meninggal, karena keracunan strychnine. Kandungan racun yang biasa ditemui, pada pestisida dan racun tikus.
Agatha membuat semua, yang tinggal di Style punya alasan, untuk menyingkirkan Emily. Anak – anak tirinya, seorang teman, bahkan tetangga ,dan tentu saja suami mudanya.
Alfred Inglethrop, akan mewarisi sebagian harta, yang didapat Emily dari suaminya terdahulu. Untuk satu alasan, yang baru disadari pembaca pada ending.
Alfred Inglethrop,adalah warga USA. Ada pengetahuan umum, tentang sistem hukum Amerika Serikat disini.
Narasi mengenai bangunan, suasana dan orang – orang, diceritakan begitu seksama. Agatha bahkan membuat denah rumah dan sket kamar TKP.
Sedikit lebay, untuk novel dewasa. Tapi, sket -sket tadi membuat pembaca, serasa hadir menyaksikan semuanya. Suasana kota kecil Inggris dan narasi visual yang terperinci, kelak jadi salah satu bagian, yang disukai pembaca Agatha Christie
Modus Pembunuhan Dengan Racun
Sempat bimbang, alat apa yang, digunakan untuk menghabisi korban. Agatha sulit menuliskan, peristiwa kriminal yang brutal. Pasalnya, sewaktu pelatihan sebagai juru rawat, ia mengaku gemetaran, menyaksikan operasi perut seorang prajurit . Daripada baper, Agatha pikir sebaiknya ia cari cara lain. Sedikit berdarah ok lah, akan lebih baik, kalau tidak berdarah sama sekali.
Eureka …. aroma obat dan cairan kimia di ruang farmasi ,memberinya ide.
Batas antara obat dan racun itu tipis sekali. Zat yang sama dapat digunakan, sebagai penyembuh, atau sebagai pembunuh.
Racun sebagai alat kejahatan, punya konsekuensi dalam cerita. Penggunaan racun memerlukan pengetahuan,kesempatan, dan media pengantar yang tepat.
Singkat kata, pelakunya adalah kriminal yang cerdik. Untuk menangkap krimilal yang licik, diperlukan jagoan yang cerdas dan tegas.
Hercule Poirot Pengungsi Dari Belgia
Kriteria Jagoan Agatha, sebenarnya standar. Seorang yang,cerdas - cermat, cepat - cepat, dan sistematis. Hmmmmm rasanya terlalu ‘B’ aja, semua tokoh detektif juga begitu.
Tapi akan lain ceritanya, kalau jagoan adalah seorang Belgia!
Suatu kebetulan, saat itu banyak pengungsi Belgia menetap di Torquay. Mereka memilih mengungsi ke luar negeri, setelah pasukan Jerman menguasai Brussel.
Agatha sempat kursus piano dan vokal di Paris, ia tentu mahir berbahasa Prancis. Tak heran managemen rumah sakit menugaskanya, membatu para pengungsi Belgia, yang sehari – hari bercakap, dalam bahasa Prancis.
Personifikasi jagoan, sudah ditemukan. Selanjutnya tinggal mereka – reka, riwayat hidupnya.
Siapa Dia
Diberi nama Hercule, dari nama tokoh mitologi Yunani, Hercules. Diceritakan ia mantan polisi Belgia, yang sedang mengungsi ke Inggris. Perawakan tidak terlalu tinggi,bisa dibilang gempal. Penampilan perlente, rambut licin mengkilap, dengan dasi kupu-kupu dan jas.
Agar jagoanya mudah dikenali, Ia menambahkan kumis tebal yang nyentrik. Kumis yang jadi trade mark, Hercule Poirot. Agatha sempat protes ketika ada aktor, yang memerankan Poirot tanpa kumis
Little Grey Cells
Poirot suka keteraturan, dan semua yang terorganisir. Habit, yang membuatnya tak sungkan, memeriksa debu, noda pada karpet atau jejak kaki di rumput. Ia akan mengajukan pertanyaan remeh – temeh, pada orang – orang, yang mungkin tidak sadar, kalau mereka tahu sesuatu.
Agatha menggunakan little grey cells - sel abu – abu kecil, sebagai ganti kata berpikir untuk Poirot.
Hercule Poirot, tidak pernah menyamar.Ia menemukan pelaku, dengan mencermati mengapa orang melakukan, atau tidak melakukan sesuatu. Nanti lelaki Begia ini, akan sering memperkenalkan diri, sebagai Hercule Poirot - The Psycology Detective.
Beberapa reviewer menilai,karakter Hercule Poirot, adalah sisi humoris Agatha. Sebagai orang yang punya pergaulan luas, pastilah ia paham. Betapa masyarakat Inggris, kadang bisa sangat rasis pada orang asing.
Aku menduga (meski tak pernah terkonfirmasi) karakter Poirot adalah joke – candaan. Agatha,mengoda Madge. Kakaknya ingin cerita misteri, yang orisinil dan sulit ditebak. Apalagi yang lebih orisinil, dari Hercule Poirot, detektif Belgia, berkumis tebal.
Berbeda dengan karakter Hercule Poirot, yang muncul begitu saja, dari ruang khayal. Ibu dari Rosalind Christie ini, memikirkan dengan serius , siapa yang akan menjadi rekanan Poirot.
Sebagai orang asing, Poirot memerlukan rekan, yang tahu sistem hukum dan kebiasaan orang Inggris. Agatha menghadirkan Letnan ( kemudian jadi Kapten) Arthur Hastings, perwira angkatan bersenjata Inggris. Ada Inspektur Japp, penyelidik badan intelejen Inggris - Scotland Yard.
Agatha mengunakan sudut pandang, Hasting dan Japp dalam bercerita. Sudut pandang keduanya, sering kali mewakili pertanyaan kita sebagai pembaca.
Agatha Christie Writer’s Block
Sebagai penulis amatir, aku sering mengalami writer’s block. Begitu banyak ide, yang berseliweran dikepala. Tapi gagal fokus, untuk merangkainaya jadi cerita, hingga tamat
Ada aja, yang membuat kosentrasi ambyar. Siapa kira, Agatha Christie juga sempat mengalami Writer’s Block, waktu menulis The Mysterious Affair at Styles
Jangan dibayangkan, Agatha penulis cerita misteri yang kutu buku dan intropet. Gadis yang jago dansa dan main piano ini, adalah sosialita di Devon. Mama Clara mengetahui, anak bungsunya, senang bergaul dan kumpul bareng teman.
Clara memaksanya pergi, menjauh sejenak dari kehidupan sosial di Torquay. Sebelum berangkat, Agatha diingatkan jangan pulang, sebelum bab terakhir selesai.
Agatha penyepi di Dartmoor, kawasan terpencil di selatan Devon. Berjam- jam dilaluinya, dengan melakukan monolog . Membaca dengan suara keras, narasi dan dialog yang sudah ditulis.
Mengurangi dan menambah beberapa bagian, sampai dirasa pas. Agatha pulang , setelah menyelesaikan babak terakhir. Manuskrip The Mysterious Affair at Styles, selesai pada tahun 1916. Pada sampul depan tertulis, dedicatet to my mother Clara.
Tantangan pertama sudah terlewati, tantangan kedua Madge adalah menawarkan pada penerbit
100 Tahun Hercule Poirot
Selama 4 tahun, Agatha menawarkan karyanya, pada penerbit besar dan kecil. Hasilnya zonk!
Aku mengira-ngira,alasan kenapa penerbit menolak Hercule Poirot saat itu. Menciptakan Hercule Poirot, adalah tindakan yang menantang arus.
Menjadikan orang asing jagoan, yang menangkap pelaku kriminal di Inggris, seperti menawarkan steak pada vegetarian.
Tak rela hasil kerja kerasnya , berakhir ditumpukan kertas bekas. Agatha mencoba jalur alternatif untuk publikasi karyanya. Februari – Juni 1920 The Mysterious Affair at Styles terbit, jadi cerita bersambung di Koran The Times- London. Diluar dugaan cerbung tadi, mendapat sambutan baik dari pembaca.
Semangatnya bangkit lagi, ia kembali mencari peluang, untuk membundle The Mysterious Affair at Styles sebagai novel. Bulan Oktober 1920, Agatha Christie menyelesaikan tantangan kedua Madge.
John Lane publishers asal Amerika Serikat, menerbitkan cetakan pertama The Mysterious Affair at Styles di Amerika Serikat. Pada 21 Januari 1921, anak perusahanan John Lane - The Bodley Head, menerbitkannya di Inggris. Buku pertama yang mengawali , 40 tahun Agatha produktif menulis buku – buku best seller.
Sepanjang karirnya Poirot, membukukan 33 kasus pembunuhan, 59 kasus dalam kumpulan cerita pendek dan 1 naskah drama. Bukunya diterjemahkan, kedalam puluhan bahasa diseluruh dunia. Dan masih dicetak ulang, sampai hari ini.
Banyak teori yang dikemukan, mengapa seratus tahun kemudian, karangan Agatha Christie masih dicari orang. Aku punya catatan kecil, alasan kenapa aku menyukai novel misteri karya Agatha Christie.
Masalah yang dekat dengan kehidupan pembaca
Cerita dengan latar belakang, cinta terlarang, cemburu,kisruh warisan, teman yang curang. Setiap kita, setidaknya sedang mengalami satu, dari barisan masalah diatas. Pokok masalah bakalan terus berulang, seumur dunia.
Membaca novel misteri Agatha, membuat kita merasa, terlibat dalam perkara. Coba menebak pelaku dari karakter serupa, yang kita temui dalam kehidupan nyata.Dan seperti dalam kehidupan nyata, kita sering salah menilai orang.
Kerumitan yang sederhana
Pertama kali baca novel Agatha Christie, waktu aku masih SMP. Plotnya bak taman labirin, melintir ke sana – kemari, tapi bahasanya sederhana.
Ia menguraikan peristiwa yang rumit,dengan bahasa awam. Tidak perlu segaban buku referensi, atau tamat perguruang tinggi, untuk mengerti maksudnya. Cerita dengan karakter yang dekat, dengan kehidupan nyata. Bahasa lugas ,mudah dimengerti , membuat cerita Agatha Christie sesuai disegala zaman.
Dikemudian hari Agatha mengaku, tidak punya metode khusus dalam menulis. Ide bisa datang begitu saja, dari pengalaman pribadi, kejadian sehari-hari, cerita orang , atau berita dimedia masa***donasaurus.com
Tags : Buku dan Film
1 Comments:
Salah satu novel misteri yg aku suka :). Walopun ntah kenapa dari bbrp detektif ciptaan Agatha, aku hanya sreg Ama poirot mba. Detektif lainnya yg prnh muncul kayak Miss marple, ntah kenapa ga terlalu menarik alur ceritanya dan kdg ga jelas. Makanya kalo detektifnya poirot aku pasti semangat baca :D.
Reply