Maret 23, 2021

Agatha Christie Little Grey Cells Dari Ruang Farmasi

"agatha-christie.jpg"

 

Waktu kecil, cita – citanya, kalau gak pemain piano, ya jadi penyanyi opera. Beberapa kebetulan, satu tantangan dan sedikit  paksaan,  meluncurkan   Agatha Christie  menjadi The Queen Of Crime.

 Dalam suatu interview, perempuan  kelahiran Torquay – Devon 15 September 1890  ini  mengaku, tidak pernah menempuh pendidikan formal. Bahkan, tamat  sekolah dasar  reguler juga  tidak.

Lalu gimana ceritanya, ia yang tidak pernah sekolah, bisa jadi penulis berbahasa Inggris, dengan tingkat keterbacaan   yang   hanya  mampu  disaingi, oleh  Alkitab dan Shakespeare

Imajinasi Dari Ruang Farmasi

Torquay   1914.   Perang dunia pertama, mulai berkecamuk di Eropa.

Miss Agatha Miller baru beberapa bulan, menjadi  Mrs Agatha Christie. Suaminya Archibal Christie, seorang perwira  angkatan udara Inggris. 

"Agatha-christie-husban.jpg"
 Archi berkeras, untuk meresmikan hubungan mereka, sebelum ia ditugaskan ke  Prancis. Pernikahan  berlangsung diam – diam, hanya  dihadiri  4 – 5 teman  dekat saja. Tak lama setelah  mereka menikah, Archi dikirim ke garis depan.dok Agatha Christie com

Sementara suami ke medan perang, Agatha  memutuskan menjadi  tenaga  sukarela.  Jadilah ia relawan, Rumah Sakit Perang ( War Hospital) Torquay . Sempat tugas dibagian unit perawatan, sebelum  berjaga di unit farmasi.

Agatha bercerita, bagian farmasi hanya  ramai, pada jam tertentu saja. Usai beberes, mencatat ketersediaan barang, kemudian menyiapkan pesanan unit  lain, tak banyak hal yang dikerjakan. Nah, sambil menunggu lonceng  pulang, ia mengisi waktu dengan membaca dan  ber imajinasi.

Sejak kecil, Agatha sudah  gemar menulis.  Penting untuk diketahui, ia belajar baca - tulis mandiri di rumah. Ibunya,  Clara Miller  berkeras  Agatha  baru  akan  diajar  membaca, kalau  sudah  berumur  8 tahun.

Karena tidak berguru, ia kesulitan  memahamitata bahasa Inggris. Bersama kakak perempuanya Madge, yang juga hobi menulis, Agatha  belajar menuliskan kalimat. Merangkai kata hingga sesuai, dengan  kaidah bahasa Inggris.  Ia mengingat , menulis adalah caranya,  berlatih  berkomunikasi.

Buku tulis berisi kumpulan puisi, yang ditulisnya  masa kanak – kanak,masih tersimpan rapi di perpustakaan  keluarga di Greenway House – Devon.

Ditantangan Menulis Cerita Misteri

Madge dan Agatha sering mereview buku, yang mereka baca. Suatu malam usai membaca  novel misteri,  Agatha bilang, ia  punya  ide  cerita yang lebih menarik.  

Madge mengenal  adiknya, dengan baik. Ia sudah  bisa menebak plot, yang ada dalam imajinasi  Agatha. Ia menantangnya, menulis   cerita misteri, yang  tak mudah ditebak pelakunya.

Biar lebih semangat, Madge memberikan tantangan ke dua.  Agatha  harus menawarkan,  skrip  novel misterinya   pada  publisher.

Sekedar info skrip novel  roman,  yang ditulis Agatha  beberapa tahun sebelumnya, sudah ditolak penerbit. Madge pikir, tak ada salahnya memutar haluan. Siapa tahu , hoki Agatha ada dicerita misteri. Tantangan diterima.

Sambil bekerja di ruang farmasi,  ia serius merancang  plot  cerita misteri. Agatha  memutuskan, untuk mengambil tema  misteri pembunuhan dengan bumbu drama rumah tangga. Alasan sederhana, kasus  pembunuhan selalu  jadi perbincangan. Begitu juga dengan  cerita misteri pembunuhan,  pastilah akan membuat penasaran pembaca.

 Tak punya waktu, untuk riset. Ia mencuplik lokasi, profesi,dan  orang – orang,yang ditemuinya  hari – hari, menjadi  bagian cerita.Lengkap dengan suasana perang, dan para pengungsi Belgia.

The Mysterious Affair  at Styles 

Kematian mendadak nyonya Emily Inglethorop, jadi topik utama. Kota kecil Essek dan rumah besar bernama Styles, adalah tempat kejadian perkara. 

Diceritakan Emily Inglethrop meninggal, karena  keracunan strychnine. Kandungan racun yang biasa ditemui, pada  pestisida dan racun tikus.

 Agatha membuat semua, yang  tinggal di Style  punya alasan, untuk menyingkirkan  Emily. Anak – anak tirinya, seorang  teman,  bahkan tetangga ,dan tentu saja  suami  mudanya.

Alfred  Inglethrop, akan mewarisi sebagian harta, yang didapat Emily dari  suaminya terdahulu. Untuk satu alasan, yang  baru disadari  pembaca  pada ending. 

Alfred  Inglethrop,adalah warga USA. Ada pengetahuan umum, tentang sistem hukum Amerika Serikat  disini.

Narasi mengenai bangunan, suasana  dan orang – orang, diceritakan begitu  seksama. Agatha  bahkan  membuat  denah  rumah dan sket  kamar TKP. 

Sedikit lebay, untuk novel  dewasa. Tapi, sket -sket tadi membuat pembaca, serasa  hadir  menyaksikan  semuanya.  Suasana  kota kecil Inggris dan narasi visual yang terperinci, kelak  jadi  salah satu bagian, yang disukai pembaca Agatha Christie

"agatha-christie-hospital.jpg"

Modus  Pembunuhan Dengan Racun

Sempat bimbang, alat apa yang, digunakan untuk menghabisi korban. Agatha sulit menuliskan, peristiwa  kriminal yang brutal. Pasalnya, sewaktu pelatihan sebagai juru rawat, ia mengaku gemetaran,  menyaksikan  operasi  perut  seorang  prajurit . Daripada baper,  Agatha  pikir sebaiknya ia cari cara lain. Sedikit berdarah ok lah, akan lebih  baik, kalau  tidak berdarah sama sekali.

Eureka …. aroma  obat dan  cairan kimia di ruang farmasi ,memberinya ide.

Batas antara obat dan racun  itu tipis sekali.  Zat yang sama dapat digunakan, sebagai penyembuh, atau sebagai pembunuh.

Racun sebagai alat kejahatan, punya konsekuensi  dalam cerita. Penggunaan racun memerlukan pengetahuan,kesempatan,  dan media pengantar yang tepat.

Singkat kata, pelakunya  adalah kriminal yang  cerdik. Untuk menangkap krimilal yang licik, diperlukan jagoan yang cerdas dan tegas.

Hercule  Poirot  Pengungsi  Dari Belgia

Kriteria Jagoan Agatha, sebenarnya standar. Seorang yang,cerdas - cermat, cepat - cepat, dan  sistematis. Hmmmmm  rasanya  terlalu ‘B’ aja, semua  tokoh  detektif  juga begitu.

Tapi akan lain ceritanya, kalau jagoan adalah seorang   Belgia!

Suatu kebetulan, saat itu  banyak pengungsi Belgia  menetap di Torquay. Mereka  memilih mengungsi ke luar negeri, setelah pasukan Jerman menguasai Brussel.

Agatha  sempat kursus piano dan vokal  di Paris, ia tentu mahir berbahasa Prancis. Tak heran  managemen rumah sakit menugaskanya, membatu para pengungsi  Belgia, yang sehari – hari bercakap, dalam bahasa Prancis. 

Personifikasi jagoan, sudah ditemukan. Selanjutnya  tinggal mereka – reka, riwayat hidupnya.

Siapa Dia

Diberi nama Hercule, dari nama tokoh mitologi Yunani, Hercules. Diceritakan ia mantan polisi Belgia, yang sedang mengungsi  ke  Inggris. Perawakan  tidak terlalu tinggi,bisa dibilang  gempal. Penampilan  perlente, rambut licin mengkilap, dengan dasi kupu-kupu dan jas.

 

"david-suchet-poirot.jpg"
David Suchet diaudisi langsung, oleh Rosalind Christie,untuk memerankan Hercule Poirot dalam serial yang di produksi ITV Studio. David berperan sebagai Poirot dalam 70 episode dari 1989 - 2013.dok Los Angeles Time

Agar jagoanya  mudah dikenali, Ia menambahkan  kumis  tebal yang  nyentrik. Kumis yang jadi trade mark, Hercule Poirot. Agatha sempat  protes  ketika ada aktor, yang  memerankan Poirot  tanpa kumis

Little Grey Cells

Poirot  suka keteraturan, dan semua  yang terorganisir. Habit, yang  membuatnya tak sungkan, memeriksa debu, noda pada karpet atau jejak kaki di rumput. Ia akan mengajukan pertanyaan  remeh – temeh, pada orang – orang, yang mungkin  tidak sadar, kalau mereka  tahu sesuatu.

Agatha menggunakan little grey cells - sel abu – abu kecil, sebagai ganti kata  berpikir untuk Poirot.

 Hercule Poirot, tidak pernah menyamar.Ia menemukan pelaku, dengan mencermati   mengapa  orang melakukan, atau tidak melakukan sesuatu. Nanti  lelaki Begia ini, akan sering  memperkenalkan diri, sebagai Hercule Poirot - The Psycology Detective.

Beberapa reviewer menilai,karakter Hercule Poirot, adalah sisi humoris Agatha. Sebagai  orang yang punya  pergaulan luas,  pastilah ia  paham. Betapa  masyarakat  Inggris,  kadang  bisa sangat rasis pada orang asing.

Aku menduga (meski tak pernah terkonfirmasi) karakter  Poirot adalah joke – candaan. Agatha,mengoda Madge. Kakaknya  ingin cerita misteri, yang  orisinil dan sulit ditebak. Apalagi  yang lebih  orisinil, dari  Hercule Poirot, detektif Belgia, berkumis  tebal.

Berbeda dengan karakter Hercule Poirot, yang  muncul begitu saja, dari ruang khayal. Ibu dari Rosalind Christie ini, memikirkan dengan serius , siapa yang akan  menjadi  rekanan Poirot.

Sebagai orang asing, Poirot memerlukan rekan, yang  tahu sistem hukum dan kebiasaan orang Inggris.  Agatha  menghadirkan Letnan ( kemudian  jadi  Kapten)  Arthur Hastings,  perwira  angkatan  bersenjata Inggris. Ada  Inspektur Japp, penyelidik  badan intelejen Inggris -  Scotland Yard.

Agatha mengunakan sudut pandang, Hasting dan Japp dalam bercerita. Sudut pandang keduanya, sering  kali  mewakili  pertanyaan kita  sebagai pembaca.

Agatha Christie   Writer’s  Block

Sebagai penulis amatir, aku   sering  mengalami  writer’s block. Begitu banyak ide, yang berseliweran  dikepala.  Tapi gagal fokus, untuk merangkainaya jadi cerita, hingga  tamat

Ada aja, yang membuat  kosentrasi  ambyar. Siapa kira, Agatha Christie juga sempat mengalami Writer’s Block,  waktu menulis The Mysterious Affair  at Styles 

 Jangan  dibayangkan, Agatha  penulis cerita misteri yang kutu buku dan intropet. Gadis yang jago dansa  dan main piano ini, adalah sosialita  di Devon.  Mama Clara  mengetahui, anak bungsunya,  senang  bergaul  dan  kumpul  bareng  teman.

Clara memaksanya  pergi, menjauh sejenak dari kehidupan sosial di Torquay. Sebelum berangkat, Agatha diingatkan jangan  pulang,  sebelum  bab  terakhir  selesai.

Agatha  penyepi di  Dartmoor, kawasan  terpencil  di selatan Devon. Berjam- jam dilaluinya,  dengan melakukan monolog . Membaca dengan suara keras, narasi dan dialog yang sudah ditulis.

Mengurangi dan menambah beberapa  bagian, sampai dirasa pas. Agatha  pulang , setelah  menyelesaikan  babak  terakhir. Manuskrip  The Mysterious Affair at Styles, selesai  pada tahun 1916. Pada sampul depan  tertulis, dedicatet to my mother  Clara.

Tantangan pertama sudah terlewati, tantangan kedua Madge adalah menawarkan  pada penerbit

100 Tahun Hercule Poirot

Selama  4 tahun, Agatha menawarkan  karyanya, pada  penerbit besar dan kecil. Hasilnya  zonk!

Aku mengira-ngira,alasan kenapa penerbit menolak Hercule  Poirot saat itu. Menciptakan Hercule Poirot, adalah tindakan yang  menantang  arus.

 Menjadikan  orang  asing  jagoan,  yang menangkap pelaku  kriminal   di Inggris, seperti menawarkan  steak  pada vegetarian.

 Tak rela hasil kerja kerasnya , berakhir  ditumpukan kertas bekas. Agatha  mencoba  jalur alternatif untuk  publikasi karyanya. Februari – Juni 1920 The Mysterious  Affair at Styles  terbit, jadi cerita bersambung di Koran The Times- London. Diluar dugaan cerbung  tadi, mendapat  sambutan baik dari pembaca.

 Semangatnya bangkit lagi, ia kembali mencari  peluang, untuk membundle The Mysterious Affair at Styles  sebagai novel. Bulan  Oktober  1920, Agatha Christie menyelesaikan tantangan kedua Madge.

John Lane publishers  asal Amerika Serikat, menerbitkan cetakan  pertama The Mysterious Affair at Styles di Amerika Serikat. Pada 21 Januari 1921, anak perusahanan John Lane - The Bodley Head, menerbitkannya  di Inggris. Buku pertama yang mengawali , 40 tahun  Agatha  produktif  menulis buku – buku best seller.

Sepanjang karirnya Poirot, membukukan 33 kasus pembunuhan, 59 kasus dalam kumpulan cerita pendek dan  1 naskah drama. Bukunya diterjemahkan, kedalam puluhan bahasa diseluruh dunia. Dan masih dicetak ulang, sampai hari ini.

Banyak teori yang dikemukan, mengapa  seratus  tahun  kemudian,   karangan  Agatha  Christie masih dicari  orang.  Aku  punya catatan kecil, alasan kenapa  aku menyukai  novel misteri  karya  Agatha Christie.

Masalah  yang dekat dengan  kehidupan pembaca

Cerita dengan latar belakang, cinta terlarang, cemburu,kisruh warisan, teman yang  curang. Setiap kita, setidaknya  sedang  mengalami  satu, dari  barisan masalah diatas. Pokok masalah bakalan terus berulang, seumur dunia.

Membaca  novel misteri Agatha, membuat kita merasa, terlibat dalam perkara. Coba  menebak pelaku dari  karakter  serupa, yang kita temui dalam kehidupan nyata.Dan seperti dalam  kehidupan nyata, kita sering  salah menilai orang.

Kerumitan yang sederhana

Pertama kali baca novel  Agatha Christie, waktu aku masih SMP. Plotnya bak taman labirin, melintir ke sana – kemari, tapi bahasanya sederhana.

Ia menguraikan peristiwa yang rumit,dengan bahasa  awam. Tidak perlu segaban buku referensi, atau   tamat perguruang  tinggi, untuk  mengerti  maksudnya.  Cerita  dengan karakter yang dekat, dengan kehidupan nyata. Bahasa lugas ,mudah dimengerti , membuat  cerita Agatha Christie  sesuai  disegala  zaman.

Dikemudian hari Agatha  mengaku,  tidak punya metode  khusus  dalam menulis. Ide bisa datang begitu saja,  dari pengalaman pribadi, kejadian  sehari-hari, cerita orang , atau berita dimedia masa***donasaurus.com

Tags :

bm
Created by: Donasaurus

Feel free to connect with me on social media or leave me a comment lways be super happy to have a little chat about your ideas and opinions Love Dona

1 Comments:

Salah satu novel misteri yg aku suka :). Walopun ntah kenapa dari bbrp detektif ciptaan Agatha, aku hanya sreg Ama poirot mba. Detektif lainnya yg prnh muncul kayak Miss marple, ntah kenapa ga terlalu menarik alur ceritanya dan kdg ga jelas. Makanya kalo detektifnya poirot aku pasti semangat baca :D.

Reply
Connect