Oktober 14, 2022

Diplomasi Tanjak dari Sriwijaya Sampai Manca Negara

 
Tanjak atribut adat melayu

Tanjak Identitas Budaya Sumatera Selatan

Sumatera Selatan kaya dengan aneka atribut tradisional yang menjadi ciri setiap kelompok etnis. Salah satunya adalah tanjak,penutup kepala tradisional yang digunakan lelaki etnis Melayu Sumatera Selatan.

Nah,mengawali cerita tentang tanjak ternyata kain penutup kepala ini sudah digunakan warga Sumsel sejak zaman Sriwijaya dan terus dilanjutkan pada masa Kesultanan Palembang Darussalam.

 Utusan kerajan Sriwijaya yang melakukan ekspedisi diplomasi politik dan perdagangan, turut andil dalam memperkenalkan tanjak ke berbagai negeri seperti Malaysia, Brunai Darusslam, Philipina dan Thailand.Hingga  akhirnya tanjak menjadi atribut kehormatan lelaki Melayu dimanapun berada.

Bahan,Motif,dan Model Tanjak Sumatera Selatan

Dari akulturasi budaya terciptalah berbagai  model tanjak dengan nama-nama unik yang berasal dari khasanah sejarah dan budaya local. Tak heran tiap kabupaten di Sumatera Selatan mempunyai model tanjak khas daerahnya sendiri.Nah,berhubung aku wong plembang maka kali ini kita bakal mengulik Tanjak dari Kota Palembang. 

Ngobrolin tentang tanjak,sekarang di Sumatera Selatan  bahan yang popular digunakan sebagai tanjak  adalah kain songket. Padahal dulu tanjak dari songket hanya untuk  mahkota raja, sedang masyarakat awam memakai  tanjak yang dibuat  dari kain katun bermotif Kerak Mutung,Jufri dan Gribik.  

Nah, untuk model  yang dipakai  harus mengikuti kemana tanjak digunakan dan siapa yang menggunakan.

Ada 3 model tanjak asal Sumatera Selatan  yang pada tanggal 8 Oktober 2019 sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kemeterian Pendidikan dan Kebudayaan.

  • Tanjak Kepundang

Tanjak Kepundang   dipakai Sultan dan bangsawan kerabat sultan.Tanjak dengan bentuk unik terinspirasi dari bentuk bulu kepala burung kepondang. Penggunaan nama tanjak  kepundang mungkin berdasarkan mitos kepondang sebagai burung yang dapat menghindarkan pemiliknya dari bahaya.

  • Tanjak Meler

Tanjak Meler digunakan oleh pejabat kerajaan. Bentuknya sederhana dengan lipatan kecil pada sisi puncak tanjak.

  • Tanjak Belah Mumbang

Tanjak Belah Mumbang dipakai oleh pimpinan suatu wilayah. Seperti kepala desa,demang atau bupati. Bentuknya unik seperti tunas yang muncul dari sebuah biji.

Gerbang Tanjak Memperteguh Jati

Dari sehelai kain penutup kepala sekarang makna tanjak sudah lekat sebagai atribut budaya dan jati diri masyarakat Sumatera Selatan.

Kata tanjak yang dalam  bahasa Palembang dapat juga berarti menanjak atau mendaki.Suatu aktivitas yang dilakukan untuk mencapai tempat  yang lebih tinggi. Secara  simbolik bermakna semangat untuk naik kelas menjadi pribadi yang mumpuni. Tak Cuma secara ekonomi tapi juga sosial dan spiritual.

griya agung palembang

Dengan latar belakang sejarah dan filosofi  itu maka Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Sumatera Selatan (DPRD Prov Sumsel) dalam Peraturan Daerah Arsitektur Bangunan Gedung Berornamen Jati Diri Budaya Di Sumatera Selatan (Perda Prov Sumsel No 2 tahun 2021). 

Menyetujui pembangunan  Gapura Tanjak  di kantor pemerintah seluruh wilayah Sumatera Selatan. Selain artistic gapura tanjak juga akan memperteguh jati diri masyarakat dan budaya  Sumatera Selatan.

Nah gaes, kalau berkunjung ke Palembang selain foto-foto di Jembatan Ampera  jangan lupa untuk eksis juga di gapura tanjak yo.donasaurus Palembang

Tags :

bm
Created by: Donasaurus

Feel free to connect with me on social media or leave me a comment lways be super happy to have a little chat about your ideas and opinions Love Dona

13 Comments

Pertama, mungkin aku penasaran sama gambar dari masing-masing kategori Tanjaknya, Kak. Kedua, kayaknya sebelum baca informasi ini. Siapapun pelancong yang berkunjung ke Palembang cuma ngerti sama ikon Jembatan Ampera doang. Hehehe....

Reply

Ah pengen banget bisa berkunjung ke Palembang. Selain pengen mengunjungi tempat wisata pastinya sekalian kulineran. Dan filosofi tutup kepala asal Suamtera Selatan, Tanjak ini ternyata sangat menarik ya.

Reply

pertanda serta peninggalan sejarah budaya yang luar biasa yah, kak. sudah selayaknya kita patut bangga pada negeri ini. hal-hal sarat dengan pesan bahkan filosofis, sudah tersedia di mana-mana, termasuk salah satunya tanjak dari Sriwijaya ini.

Reply

Senang bisa tahu kalau nama penutup kepala dari daerah Sumatera Selatan itu namanya tanjak. Motifnya beragam ya dan itu ternyata memiliki arti dan identitas. Keren juga setiap bangunan memiliki "tanjak" ciri khas

Reply

Diantara tanjak kepundang, tanjak meler, dan tanjak belah mumbang apakah ada perbedaan corak dan warnanya? kalo bisa ditampilkan juga foto dari masing-masingnya.

Reply

Oh itu namanya Tanjakan. Suka lihat ini di pernikahan orang Sumatera. Jenisnya ternyata berbeda-beda ya. Orang Melayu Malaysia kayanya pakai seperti itu juga

Reply

Unik juga ya gapura yang berbentuk tanjak ini. Ternyata tanjak memiliki makna mendalam si pemakainya ya.. orang-orang dulu betul-betul memikirkan makna setiap yang digunakan atau dikonsumsi dalam acara adat istiadat nya

Reply

Saya baru tahu ternyata ikat kepala orang Palembang namanya Tanjak dan ada filosofinya juga ya, mbak. Berarti kalau untuk sekarang memakainya harus sesuai dengan ketentuan atau bisa siapa saja yang memakai?

Reply

Wah, baru kali ini baca tentang Tanjak, lumayan paham sekarang. Asyik sekali kalau bahas tentang ke-khasan suatu tempat termasuk baju adatnya.Semoga bisa jalan-jalan ke Palembang biar bisa ke gapura Tanjak juga.

Reply

Jujur aku baru tahu nih tentang tanjak merupakan bagian dari budaya sumatera selatan memang penting bngt kita mempelajari tentang budaya2 yang ada biar bnyak tahu lagi karena budaya negara kita memang beragam

Reply

Noted nih kak,
Berfoto di sana selain tanda bahwa kitanya udah pernah ke sana sekaligus mengenalkan juga kepada yang lain soal tanjak ini ya

Reply

Artistik banget gapuranya, salut dengan warga sumatera yang masih teguh memegang identitas budayanya :)

Reply

Setiap tanjak itu ada ciri khasnya nggak kak untuk membedakan? Keren banget ya, negara kita kaya akan budaya. Dan kita harus terus melestarikannya.

Reply
Connect