Liburan is Chaos Season
Liburan sekolah
akhir tahun biasanya dimanfaatkan, untuk melakukan perjalanan wisata sekeluarga.
Nah kalo udah tour bersama gini, biasanya suka ada drama – drama anak Vs orangtua. Diriku jadi
tertarik mengamati reaksi para orangtua,terhadap anak yang misbehaves di ruang
publik.
---------------------------
Balita mungkin gak bisa dinilai,karena belum mengerti komando.Yang suka bikin sirik itu anak-anak umur 6+, yang sewajarnya sudah
bisa diajak kordinasi.Dari hasil larak-lirik di ruang tunggu, diriku membagi
orangtua dalam tiga kelompok.
Kelompok pertama - Gawai is
the best
Ini tipikal mamah
dan papah muda zaman now, dari rumahanak sudah di bekali gawai. Mereka jadi
kehilangan minat,melakukan eksplorasi lingkungan.
Kelompok kedua - Money talk
Biasanya dimulai
dengan omelan plus keluhan, anak yang bandel atau minta
duit terus. Akhirnya buka juga dompet. Menyuruh anak jajan, untuk
membuat mereka tenang.Yang ini model-model emak – bapak tahun 80-90an.
Kelompok
ketiga - Emang gue pikirin
Saat anak mulai
melakukan hal-hal, yang mengangu keamanan, ketertiban dan kebersihan
lingkungan. Orang tua EGP ini,suka pura-pura tidak tahu.
Tidak mencegah apalagi membantu mengatasi masalah, yang disebabkan anak mereka.Kadang
malah balas menghardik orang atau petugas, yang menegur anaknya.
Di musim libur ketiga
kelompok orangtua itu, bisa kita temukan bersamaan dalam satu lokasi. Penasaran
gak sih kenapa reaksi orangtua, bisa begitu berbeda terhadap aksi anak.
Biasanya sih diem –
diem kita menyalahkan orangtua, kalau kelakuan anak tidak patut.
Nah mungkin sekali
reaksi orangtua atas tingkah anak,untuk
menutupi rasa malu.
Lalu mulailah
muncul berbagai dalih, ah namanya juga anak-anak atau kan ada petugas
kebersihan de el el.
Semakin besar usia
anak semakin susah dikoreksi, karena semua kesalahan dibenarkan orangtua.
Mengutip Judith
Myers-Walls, PhD, profesor perkembangan anak dan studi keluarga University
Lafayette – Indiana USA,orangtua idealnya mulai mengajarka soal prilaku pada
anak itu sejak bayi.
Memberi batasan,
hal yang boleh dan tidak. Mencontohkan,prilaku baik.Mencegah dan
mengingatkan,bila anak mulai berprilaku tidak pantas. Tentu saja disesuaikan,
dengan fase perkembangan anak.
Tips sebelum
berangkat liburan bersama anak
Nancy S.Buck,Ph.D,RN
seorang psikolog perkembangan yang berpengalaman dalam motivasi dan prilaku
anak pada laman psychology today memberi beberapa tips DO and DON’T untuk
meminimalisir drama anak di muka umum.
Minta
pendapat anak
Selama liburan,
ada beberapa hal yang bikin anak lepas kontrol.Bosan,lelah,lapar
atau tidak tertarik dengan obyek kunjungan yang dipilih orangtua.
Jauh - jauh hari
tanyakan kemana, mereka ingin menghabiskan liburan.Biarkan mereka mengemukakan
alasan,mengapa ke sana.
Apa yang
membuatnya tertarik ke sana.Jangan langsung memutuskan,pertimbangkan juga
pendapat mereka.
Kalaupun nanti orangtua,punya keputusan berbeda. Kemukakan alasan, yang bisa diterima akal anak.
"Seorang teman
mengeluhkan anaknya, tidak mau diajak liburan ke rumah nenek. Alasanya di sana
tidak ada sinyal Smartfren. Ia jadi tidak bisa bertukar cerita,dengan temannya yang
liburan di kota lain"
Menyepakati aturan main
Beberapa hari
sebelum berangkat, buatlah kesepekatan bersama.Kesepakatan yang
harus dipatuhi, semua anggota keluarga.
Yang simpel-simpel
saja ini MOU,untuk mengajar bersikap di ruang publik.Bukan tata
tertib karyawan, instalasi militer.
Kesepakatan dapat disesuaikan, dengan tempat yang akan dikujungi.Kalau liburan ke pantai sepakati, sejauh mana anak boleh berenang.
- Jaga kebersihan
diri dan lingkungan
- Jaga bicara dan
sopan santun
- Tidak bermain-main
dengan alat-alat kerja petugas.
- Tidak mengangu
pengujung dan petugas disana
Rules bisa dibuat berdasarkan,
pengalaman liburan bersama sebelumnya. Jangan ulangi pernak-pernik
kecil yang bikin, tensi mama-papa naik tahun lalu.
Rencanakan apa
yang akan dilakukan
Ngobrol-ngobrol
dulu,tentang rute perjalanan. Terangkan tentang alat transportasi ,yang akan
digunakan. Lalu buat rencana apa hal – hal yang mereka bisa lakukan, sementara
menunggu keberangkatan.
Mereka bisa duduk
manis,sambil membuat video pendek aktivitas bandara atau duduk manis
mewarnai gambar.
Bagaimana kalau
tidak ada hal menarik yang bisa dilakukannya di sana ?
Diriku berbagi
pengalaman dulu pernah delay, beberapa jam di bandara Soekarno Hatta – Jakarta.
Lama menunggu, ananda mulai rewel.Akupun mulai bosan,dengan janji palsu jam
berangkat yang molor.
Iseng mengajak ananda,
keliling gerbang keberangkatan.Tour ruang tunggu penerbangan keberbagai wilayah
Indonesia.
Diluar
dugaan ternyata mengamati orang baru, itu mengasikan untuk anak umur 8
tahun. Ia mulai bertanya ini dan itu,dan terpesona melihat penampilan
fisik oarang – orang dari timur Indonesia.
Pelanggaran dan Disiplin
Suasana dan
keramaian kadang membuat anak lupa aturan main. Saat anak sudah mulai
misbehave, bawa anak menjauh dari TKP.
Tanyakan apakah
dia merasa lapar,sedikit pusing atau cuma bosan saja. Ingatkan peraturan dan
rencana, yang sudah dibuat bersama. Alihkan perhatian,dengan mengajaknya
melakukan hal lain.
Jangan menarik
perhatian, dengan menceramahin anak didepan umum Tindakan disiplin bisa ditunda
sampai kondisi memungkinkan.
Menyamakan visi
dan misi dalam Keluarga
Anak tidak
tiba-tiba saja,jadi pecicilan di ruang publik. Enak banget mengakui kalau anak
sopan dan berprestasi, adalah jerih payah orangtua mendidik mereka.
Bagaimana kalau sebaliknya?
Kita masih percaya,
tingkah anak itu refleksi lingkungan. Ada andil sekolah, teman sepermainan dan
tentu saja keluarga, dalam pembentukan karakter anak.
Zaman sekarang
banyak anak, yang menghabiskan waktu lebih lama di sekolah dibanding bersama
keluarga di rumah.
Ibarat mengirim
baju ke loundry, tiba di rumah sudah disetrika rapi dan wangi. Tidak terlalu
peduli cairan kimia yang digunakan, atau bagaimana proses cuci-kering
dilakukan.
Jeeeng....jeeeng tau-tau anak kita, sudah punya value sendiri. Sesuatu mungkin
beda banget dari apa, yang biasa mama-papa terapkan di rumah.
------------------
Perjalanan liburan
keluarga saat yang tepat, untuk mengevaluasi pola asuh yang sudah dan sedang
berjalan.
Apakah visi dan
misi yang kita terapkan, dalam mengasuh mereka bisa dilanjutkan. Apakah
diperlukan amandemen dan pasal tambahan?
Cari inspirasi
dengan mengamati lingkungan.Bagaimana reaksi orangtua lain, saat anak mereka
misbehave di ruang publik. Bayangkan bagaiamana caranya mengatasi masalah,
kalau anak kita melakukan kenakalan yang sama.
Hoke semoga
artikel ini ada manfaatnya, untuk mempersiapkan liburan keluarga yang sukses. Punya pengalaman
menarik soal drama anak-ortu selama liburan.Cerita-cerita dikomen
dong***donasaurus